Rishi Sunak Akui Era Emas Hubungan China-Inggris Telah Berakhir
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengakui era emas hubungan China-Inggris telah berakhir.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan era emas hubungan China-Inggris saat ini telah berakhir.
Hal itu disampaikan Rishi Sunak dalam pidato kebijakan luar negeri pertamanya di London, Senin (27/11/2022) waktu setempat.
Inggris menyadari Beijing kini bersaing untuk mendapatkan pengaruh global dengan menggunakan semua tuas kekuasaan negaranya.
“Mari kita perjelas, apa yang disebut 'era emas' telah berakhir, bersama dengan gagasan naif perdagangan akan mengarah pada reformasi sosial dan politik,” kata Sunak.
Baca juga: Joe Biden dan Rishi Sunak Bersiap Lawan China, Sepakat Dukung Ukraina
Baca juga: SOSOK Rishi Sunak, Perdana Menteri Inggris Termuda yang Gantikan Liz Truss
Ia mengacu pada deskripsi mantan Menteri Keuangan Inggris George Osborne tentang hubungan Sino-Inggris di 2015.
Kolonialis Inggris pernah menduduki dan memimpin pemerintahan di Hongkong selama berpuluh-puluh tahun, sebelum dikembalikan ke pemerintah Beijing beberapa tahun lalu.
Pemerintahan Sunak kini akan memprioritaskan memperdalam hubungan perdagangan dan keamanan dengan sekutu Indo-Pasifik.
Sunak menambahkan ekonomi dan keamanan tidak dapat dipisahkan di kawasan tersebut.
Beberapa orang di Partai Konservatif mengkritik Sunak karena dianggap kurang berani melawan China dibandingkan pendahulunya Liz Truss yang hanya sebentar berkuasa.
Saat mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri Inggris, Liz Truss beretorika akan bersikap keras terhadap China.
Ia menyebut negara adidaya Asia itu sebagai ancaman nomor satu terhadap keamanan domestik dan global.
Rishi Sunak dan Presiden China Xi Jinping semula dijadwalkan bertemu di KTT G20 Bali, tapi gagal. Diduga karena hubungan Beijing-London yang memanas.
Pemerintah London telah melarang penggunaan kamera keamanan buatan China dari gedung-gedung pemerintah yang sensitif.
“Kami menyadari China menimbulkan tantangan sistemik terhadap nilai-nilai dan kepentingan kami, tantangan yang semakin akut saat bergerak menuju otoritarianisme yang lebih besar,” katanya.
Sunak menyatakan prihatin atas kekerasan dari polisi China yang menimpa jurnalis BBC di Beijing, saat meliput aksi protes penanganan pembatasan Covid-19.
Para ahli memprediksi Sunak akan menggunakan pedekatan lebih lunak dan evolusioner ke China dalam jangka panjang.
Pengamat ekonomi di China menilai Inggris dalam beberapa tahun terakhir tidak memiliki perencanaan sistematis dan strategi jangka Panjang.
Cui Hongjian, Direktur Departemen Studi Eropa di China Institute of International Studies, mengatakan kepada Global Times, Senin (27/11/2022).
Inggris telah mengalami masa kebingungan setelah Brexit atau keluar dari Uni Eropa, dan terjebak dalam beberapa perubahan besar dalam situasi internasional.
Sebelum menjabat, Sunak menyebut China sebagai ancaman jangka panjang terbesar bagi Inggris. Tapi di KTT G20 Bali, Sunak melunakkan nadanya, menyebut China sebagai tantangan sistemik.
Hal ini menunjukkan bahwa di bawah rencana pemerintah Sunak, hubungan dengan China lebih cenderung berkembang ke arah dasar, kompetitif maupun kolaboratif.
Selama bulan pertamanya menjabat, Sunak telah bertemu dengan mitra internasional termasuk Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan juga telah ke Ukraina.(Tribunnews.com/Aljazeera/GlobalTimes/xna)