Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rishi Sunak Akui Era Emas Hubungan China-Inggris Telah Berakhir

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengakui era emas hubungan China-Inggris telah berakhir.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Rishi Sunak Akui Era Emas Hubungan China-Inggris Telah Berakhir
AFP/DANIEL LEAL
Pemimpin Partai Konservatif baru dan perdana menteri yang akan datang Rishi Sunak memasuki mobil saat ia pergi dari Markas Besar Partai Konservatif di pusat kota London telah diumumkan sebagai pemenang kontes kepemimpinan Partai Konservatif, pada 24 Oktober 2022. - Perdana menteri Inggris berikutnya, mantan keuangan kepala Rishi Sunak, mewarisi ekonomi Inggris yang menuju resesi bahkan sebelum gejolak baru-baru ini dipicu oleh Liz Truss. (Photo by Daniel LEAL / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan era emas hubungan China-Inggris saat ini telah berakhir.

Hal itu disampaikan Rishi Sunak dalam pidato kebijakan luar negeri pertamanya di London, Senin (27/11/2022) waktu setempat.

Inggris menyadari Beijing kini bersaing untuk mendapatkan pengaruh global dengan menggunakan semua tuas kekuasaan negaranya.

“Mari kita perjelas, apa yang disebut 'era emas' telah berakhir, bersama dengan gagasan naif perdagangan akan mengarah pada reformasi sosial dan politik,” kata Sunak.

Baca juga: Joe Biden dan Rishi Sunak Bersiap Lawan China, Sepakat Dukung Ukraina

Baca juga: SOSOK Rishi Sunak, Perdana Menteri Inggris Termuda yang Gantikan Liz Truss

Ia mengacu pada deskripsi mantan Menteri Keuangan Inggris George Osborne tentang hubungan Sino-Inggris di 2015.

Kolonialis Inggris pernah menduduki dan memimpin pemerintahan di Hongkong selama berpuluh-puluh tahun, sebelum dikembalikan ke pemerintah Beijing beberapa tahun lalu.

Pemerintahan Sunak kini akan memprioritaskan memperdalam hubungan perdagangan dan keamanan dengan sekutu Indo-Pasifik.

Berita Rekomendasi

Sunak menambahkan ekonomi dan keamanan tidak dapat dipisahkan di kawasan tersebut.

Beberapa orang di Partai Konservatif mengkritik Sunak karena dianggap kurang berani melawan China dibandingkan pendahulunya Liz Truss yang hanya sebentar berkuasa.

Saat mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri Inggris, Liz Truss beretorika akan bersikap keras terhadap China.

Ia menyebut negara adidaya Asia itu sebagai ancaman nomor satu terhadap keamanan domestik dan global.

Rishi Sunak dan Presiden China Xi Jinping semula dijadwalkan bertemu di KTT G20 Bali, tapi  gagal. Diduga karena hubungan Beijing-London yang memanas.

Pemerintah London telah melarang penggunaan kamera keamanan buatan China dari gedung-gedung pemerintah yang sensitif.

“Kami menyadari China menimbulkan tantangan sistemik terhadap nilai-nilai dan kepentingan kami, tantangan yang semakin akut saat bergerak menuju otoritarianisme yang lebih besar,” katanya.

Sunak menyatakan prihatin atas kekerasan dari polisi China yang menimpa jurnalis BBC di Beijing, saat meliput aksi protes penanganan pembatasan Covid-19.

Para ahli memprediksi Sunak akan menggunakan pedekatan lebih lunak dan evolusioner ke China dalam jangka panjang.

Pengamat ekonomi di China menilai Inggris dalam beberapa tahun terakhir tidak memiliki perencanaan sistematis dan strategi jangka Panjang.

Cui Hongjian, Direktur Departemen Studi Eropa di China Institute of International Studies, mengatakan kepada Global Times, Senin (27/11/2022).

Inggris telah mengalami masa kebingungan setelah Brexit atau keluar dari Uni Eropa, dan terjebak dalam beberapa perubahan besar dalam situasi internasional.

Sebelum menjabat, Sunak menyebut China sebagai ancaman jangka panjang terbesar bagi Inggris. Tapi di KTT G20 Bali, Sunak melunakkan nadanya, menyebut China sebagai tantangan sistemik.

Hal ini menunjukkan bahwa di bawah rencana pemerintah Sunak, hubungan dengan China lebih cenderung berkembang ke arah dasar, kompetitif maupun kolaboratif.

Selama bulan pertamanya menjabat, Sunak telah bertemu dengan mitra internasional termasuk Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan juga telah ke Ukraina.(Tribunnews.com/Aljazeera/GlobalTimes/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas