Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hindari Sensor, Warga China Gunakan Julukan untuk Beri Penghormatan atas Meninggalnya Jiang Zemin

Pengguna media sosial China mengakali sensor dengan nickname untuk memberikan penghormatan kepada mantan presiden Jiang Zemin.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Hindari Sensor, Warga China Gunakan Julukan untuk Beri Penghormatan atas Meninggalnya Jiang Zemin
ATTA KENARE / AFP
Dalam file foto yang diambil pada 19 April 2002 ini, Presiden China Jiang Zemin berpose di depan kamera selama kunjungan ke kota kekaisaran kuno Persepolis, ibu kota dinasti Archaemenid Persia, sekitar 950 km selatan Teheran, dekat Shiraz. Pengguna media sosial China mengakali sensor dengan nickname untuk memberikan penghormatan kepada mantan presiden Jiang Zemin. 

Masih dilansir BBC, Secara historis, julukan terkait kodok menjadi cara populer untuk menyebut nama Jiang Zemin, misalnya, "Paman Kodok".

Meskipun julukan itu awalnya adalah untuk mengejek atau mengkritik, dalam beberapa tahun terakhir, julukan itu telah terjadi fenomena "pemujaan kodok" dari para penggemar Jiang.

Pengguna media sosial memposting gambar hewan amfibi itu dan bernostaliga tentang masa pemerintahan Jiang Zemin.

Pria yang mengubah China

Mengetahui kata-kata yang mungkin akan menghina Jiang Zemin kemungkinan besar akan disensor, beberapa pengguna web membiarkan gambar yang berbicara untuk mengenang kepergiannya.

Di kota timur Yangzhou, tempat Jiang lahir, pengguna media sosial memposting bunga yang ditinggalkan di luar bangunan bersejarah, tampaknya sebagai bentuk penghormatan kepada Jiang.

Orang-orang meninggalkan bunga di kota asal Jiang Zemin, Yangzhou
Orang-orang meninggalkan bunga di kota asal Jiang Zemin, Yangzhou (Weibo/BBC)

Beberapa memposting sampul buku di mana sang mantan presiden muncul di cover, berjudul: "Orang yang mengubah China".

Berita Rekomendasi

Beberapa memposting emoji kacamata sebagai cara untuk menyebut namanya.

Karena postingan yang berisi aksara romawi dan bukan aksara Tionghoa cenderung tidak disensor, banyak yang memposting pesan sederhana bertuliskan "RIP", atau "Beristirahatlah dengan tenang".

"RIP, melihat ke belakang, itu adalah era terbaik; era penuh harapan," kata seorang pengguna.

"RIP, untukmu, dan zamanmu," kata yang lain.

Seseorang melangkah lebih jauh dengan mengatakan: "Aku akan merindukanmu, karena keadaan sekarang sangat buruk. RIP."


"Uji asam nukleat dan kabin karantina seharusnya tidak menjadi latar belakang negara ini, tetapi kepercayaan diri dan keterbukaan. RIP," kata salah satu orang, mengunggah foto Jiang tersenyum dengan mantan pemimpin Barat.

Sosok yang terkadang humoris

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas