Badan Meteorologi Jepang Sebut Tidak Ada Dampak Tsunami dari Erupsi Gunung Semeru
sebelumnya Badan Meteorologi Jepang mengumumkan sedang memantau kemungkinan risiko terjadinya tsunami menyusul erupsi Gunung Semeru
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Badan Meteorologi Jepang mengatakan pada hari ini, Minggu (4/12/2022), tidak ada dampak tsunami dari erupsi Gunung Semeru.
Melansir dari Reuters, sebelumnya Badan Meteorologi Jepang mengumumkan sedang memantau kemungkinan risiko terjadinya tsunami menyusul erupsi Gunung Semeru, menurut laporan lembaga penyiaran publik NHK.
Gunung Semeru memuntahkan guguran awan panas dari puncak kawah jonggring saloko sejauh tujuh kilometer ke arah tenggara dan selatan, dan memicu munculnya kepulan abu tebal setinggi 1,5 kilometer.
Baca juga: Cerita Warga Lumajang Saat Gunung Semeru Erupsi: Bawa Dompet Lalu Ajak Anak Istri Selamatkan Diri
Erupsi tersebut mengakibatkan hampir 2.000 orang dievakuasi. Belum ada laporan mengenai jumlah korban dari letusan gunung tersebut dan Kementerian Perhubungan Indonesia mengatakan letusan itu tidak berdampak pada perjalanan udara, namun pemberitahuan telah dikirim ke dua bandara regional sebagai peringatan.
"Sebagian besar jalan ditutup sejak pagi ini dan sekarang hujan abu vulkanik menutupi pemandangan gunung," kata relawan masyarakat Bayu Deny Alfianto.
Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, meletus tahun lalu dan menewaskan lebih dari 50 orang, serta membuat ribuan orang mengungsi.
Baca juga: Jepang Berpotensi Kena Imbas Erupsi Gunung Semeru? Ini Penjelasan Peneliti ITS
Badan Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) mengatakan 1.979 orang saat ini telah dipindahkan ke 11 tempat penampungan dan pihak berwenang telah membagikan masker kepada warga.
Gunung Semeru meletus pagi ini sekitar pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom abu 1.500 meter di atas puncak gunung, sekitar 5.176 meter di atas permukaan laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.
Gumpalan abu Gunung Semeru mencapai ketinggian 50.000 kaki (15 kilometer), kata Badan Meteorologi Jepang.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia, PVMBG, menaikkan tingkat aktivitas vulkanik ke level tertinggi dan memperingatkan warga untuk tidak mendekati gunung dalam jarak 8 kilometer (5 mil) dari pusat letusan Semeru.
Awan abu panas telah melayang hampir 19 kilometer dari pusat letusan, kata PVMBG.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan volume magma yang lebih besar dapat terbentuk pada letusan kali ini dibandingkan dengan letusan gunung berapi sebelumnya, pada 2021 dan 2020, yang dapat berarti bahaya yang lebih besar dapat mengancam area yang lebih luas.
“Awan panas Semeru bisa menjangkau lebih jauh dan jauh di mana terdapat banyak pemukiman penduduk,” katanya.
Baca juga: Update Semeru Hari Ini: Awan Panas Meluncur hingga 11 Km, Sebanyak 1.979 Warga Mengungsi
Dalam sebuah video yang dikirim oleh polisi di daerah tersebut kepada Reuters, penduduk desa terlihat menjauh dari lereng gunung berapi, beberapa di antaranya membawa barang-barang yang ditumpuk di atas sepeda motor.
Dalam video tersebut juga terlihat sebuah jembatan yang rusak tertutup abu vulkanik.
Dengan 142 gunung berapi, Indonesia menjadi negara dengan populasi terbesar di dunia yang penduduknya tinggal berdekatan dengan gunung berapi, yaitu sekitar 8,6 juta orang dalam jarak 10 kilometer dari satu gunung berapi.