Rusia Balas Pembatasan Harga Minyak oleh G7 dengan Serangan Rudal ke Ukraina
Serangan rudal terbaru Rusia hari ini menghancurkan rumah-rumah di selatan negara itu dan memadamkan listrik di utara Kyiv, Ukraina.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Ukraina mengklaim tentara Rusia melakukan serangan rudal terbaru hari ini ke wilayahnya, Senin (5/12/2022) dan menghancurkan rumah-rumah di selatan negara itu dan memadamkan listrik di wilayah utara Kyiv.
Serangan terbaru itu terjadi ketika pihak Barat mencoba membatasi kemampuan Moskow untuk membiayai invasinya ke Ukraina dengan memberlakukan batas harga pada minyak Rusia.
Melansir dari Reuters, peringatan udara terdengar di seluruh Ukraina dan para pejabat mendesak warga sipil untuk berlindung dari gelombang terbaru serangan rudal Rusia.
Dua orang dilaporkan tewas di wilayah Zaporizhzhia di mana beberapa rumah hancur, kata wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, dalam salah satu laporan pertama mengenai kerusakan tersebut.
Bangunan-bangunan telah dihantam rudal Rusia di pinggiran kota Zaporizhzhia dan beberapa rudal telah ditembak jatuh, kata seorang pejabat kota itu.
Penyedia energi Ukraina mengatakan listrik telah padam di Sumy, wilayah utara negara itu, akibat serangan rudal terbaru Rusia.
Pasukan Rusia semakin menargetkan fasilitas energi Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan pemadaman listrik besar di Kyiv saat musim dingin tiba.
Baca juga: Video Detik-detik Rudal Rusia Hantam Kota Dnipro, Parlemen Ukraina: Pemandangan Setiap Pagi
"Jangan abaikan alarmnya," kata Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak.
Ukraina kembali melakukan pemadaman listrik terjadwal hari ini, setelah melakukan pemadaman darurat sejak serangan Rusia yang meluas pada 23 November, yang menjadi serangan terburuk terhadap infrastruktur energi yang dimulai pada awal Oktober.
Baca juga: Polandia Siaga Satu Pasca Rudal Rusia Menghantam Perbatasan dengan Ukraina
Rusia mengatakan serangan itu dirancang untuk menggoyahkan kemampuan militer Ukraina. Sementara Kyiv mengatakan serangan itu jelas ditujukan untuk warga sipil, sehingga Ukraina menyebut tindakan itu sebagai "kejahatan perang".
Batas harga sebesar 60 dolar AS per barel untuk minyak mentah lintas laut Rusia mulai berlaku hari ini, tindakan terbaru pihak Barat untuk menghukum Moskow atas invasinya ke Kyiv.
Rusia merupakan pengekspor minyak terbesar kedua di dunia.
Perjanjian atas batas harga tersebut memungkinkan pengiriman minyak Rusia ke negara-negara pihak ketiga menggunakan kapal tanker Group of Seven (G7) dan Uni Eropa (UE), perusahaan asuransi dan lembaga kredit, dengan syarat kargo minyak dibeli pada atau di bawah batas harga 60 dolar AS per barel.
Baca juga: Gelar Rapat Dadakan, Pemimpin NATO dan G7 Keluarkan Pernyataan Atas Serangan Rudal Rusia di Polandia
Moskow mengatakan tidak akan mematuhi tindakan tersebut bahkan jika harus memangkas produksi minyaknya. Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan batas harga 60 dolar AS masih terlalu tinggi.
Campuran minyak Rusia dijual sekitar 79 dolar AS per barel di pasar Asia pada perdagangan hari ini, atau hampir sepertiga lebih tinggi dari batas harga yang ditetapkan pihak Barat, menurut data dari Refinitiv dan perkiraan dari sumber di industri bahan bakar.