Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Poin Penting Kunjungan Presiden China ke Arab Saudi, Ada Rencana Besar untuk Keamanan dan Minyak

Presiden China Xi Jinping bertemu dengan pemimpin Arab Saudi pekan lalu, berikut 5 poin penting dalam pertemuan tersebut.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in 5 Poin Penting Kunjungan Presiden China ke Arab Saudi, Ada Rencana Besar untuk Keamanan dan Minyak
BANDAR AL-JALOUD / AFP / SAUDI ROYAL PALACE
Gambar selebaran yang disediakan oleh Istana Kerajaan Saudi ini menunjukkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (kanan) menyambut Presiden China Xi Jinping dalam sebuah upacara di ibu kota Riyadh, pada 8 Desember 2022. 

Tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain mungkin berarti tidak mengomentari kebijakan dalam negeri atau mengkritik catatan hak asasi manusia.

Salah satu rintangan utama yang memperumit hubungan Arab Saudi dengan AS dan kekuatan Barat lainnya adalah kritik berulang atas kebijakan dalam dan luar negeri.

Hal ini paling menonjol atas pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi, perang Yaman dan kebijakan minyak kerajaan – yang dituduh politisi AS oleh Riyadh sebagai senjata untuk memihak Rusia dalam perangnya di Ukraina.

China memiliki kebencian serupa terhadap Barat di tengah kekhawatiran internasional atas Taiwan, sebuah pulau yang diperintah secara demokratis dengan 24 juta orang yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya, serta pelanggaran hak asasi manusia terhadap Uyghur dan kelompok etnis lainnya di wilayah Xinjiang barat China.

Prinsip non-interferensi yang disepakati, kata Shihabi, juga berarti bahwa, jika diperlukan, urusan dalam negeri dapat didiskusikan secara pribadi.

Tetapi, diskusi tidak dilakukan secara terbuka seperti yang dilakukan politisi Barat untuk tujuan politik dalam negeri.

4. Mereka belum meninggalkan petrodolar

Berita Rekomendasi

Selama kunjungannya, Xi Jinping mendesak rekan-rekan GCC untuk memanfaatkan sepenuhnya Shanghai Petrol and Gas Exchange sebagai platform untuk melakukan penjualan minyak dan gas menggunakan mata uang China.

Langkah tersebut akan membawa China lebih dekat ke tujuannya untuk memperkuat mata uangnya secara internasional.

Langkah itu akan melemahkan dolar AS dan berpotensi berdampak pada ekonomi Amerika.

Sementara banyak menunggu keputusan tentang rumor pergeseran dari dolar AS ke yuan China sehubungan dengan perdagangan minyak, belum ada ada pengumuman yang dibuat.

Beijing dan Riyadh belum mengkonfirmasi rumor bahwa kedua belah pihak sedang mendiskusikan untuk meninggalkan petrodolar.

Analis melihat keputusan itu sebagai perkembangan logis dalam hubungan energi China dan Arab Saudi, tetapi mengatakan hal itu mungkin akan memakan waktu lebih lama.

"Pengabaian petrodolar pada akhirnya tidak dapat dihindari karena China sebagai pelanggan terbesar Kerajaan memiliki pengaruh yang cukup besar," kata Shihabi.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas