Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Poin Penting Kunjungan Presiden China ke Arab Saudi, Ada Rencana Besar untuk Keamanan dan Minyak

Presiden China Xi Jinping bertemu dengan pemimpin Arab Saudi pekan lalu, berikut 5 poin penting dalam pertemuan tersebut.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in 5 Poin Penting Kunjungan Presiden China ke Arab Saudi, Ada Rencana Besar untuk Keamanan dan Minyak
BANDAR AL-JALOUD / AFP / SAUDI ROYAL PALACE
Gambar selebaran yang disediakan oleh Istana Kerajaan Saudi ini menunjukkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (kanan) menyambut Presiden China Xi Jinping dalam sebuah upacara di ibu kota Riyadh, pada 8 Desember 2022. 

"Meskipun saya tidak berpikir hal itu terjadi dalam waktu dekat."

5. Washington tidak senang

Sebuah gambar selebaran yang dirilis oleh Istana Kerajaan Saudi pada 15 Juli 2022, menunjukkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (kanan) bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Istana Al-Salam di pelabuhan Laut Merah Jeddah.
Sebuah gambar selebaran yang dirilis oleh Istana Kerajaan Saudi pada 15 Juli 2022, menunjukkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (kanan) bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Istana Al-Salam di pelabuhan Laut Merah Jeddah. (Bandar AL-JALOUD / AFP / Istana Kerajaan Saudi)

AS cukup diam dalam menanggapi kunjungan Xi Jinping ke Arab Saudi.

Meskipun komentarnya minim, beberapa berspekulasi bahwa ada kecemasan yang meningkat di balik pertemuan itu.

John Kirby, koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional AS, pada permulaan kunjungan tersebut mengatakan bahwa tidak mengherankan Xi Jinping berkeliling dunia dan ke Timur Tengah.

Ia juga menyebut bahwa AS memperhatikan pengaruh yang China coba tumbuhkan di seluruh dunia.

"Kunjungan ini mungkin tidak secara substansial memperluas pengaruh China, tetapi menandakan terus menurunnya pengaruh Amerika di kawasan itu," kata Shaojin Chai, asisten profesor di Universitas Sharjah di Uni Emirat Arab, kepada CNN.

Berita Rekomendasi

Namun, Arab Saudi sangat ingin menolak gagasan polarisasi.

Berbicara pada konferensi pers pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud menekankan bahwa kerajaan berfokus pada kerja sama dengan semua pihak.

"Persaingan adalah hal yang baik, dan saya pikir kita berada di pasar yang kompetitif," ujarnya.

Bagian dari dorongan untuk daya saing itu, katanya, datang dengan kerja sama dengan sebanyak mungkin pihak.

Kerajaan merasa penting untuk sepenuhnya terlibat dengan mitra tradisionalnya, AS, serta negara berkembang lainnya seperti China, tambah menteri luar negeri.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas