Perang Saudara Memanas, China Kirim 18 Bomber Nuklir Ke Zona Pertahanan Taiwan
Meski hanya bermanuver, namun serangan harian ini jadi yang terbesar yang pernah dilakukan China pada Taiwan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI – Perang dingin antara antara China dan Taiwan kembali memanas, usai militer Beijing mengirim 18 pesawat pengebom bertenaga nuklir ke zona pertahanan udara Taiwan, pada Selasa (13/12/2022).
Menurut laporan Kementerian Pertahanan Taiwan, 21 pesawat tempur bertenaga nuklir termasuk termasuk 18 pesawat bomber bertenaga nuklir jenis Xian H-6 milik China pada Selasa pagi dilaporkan bermanuver di zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) barat daya Taiwan selama 24 jam terakhir.
Meski hanya bermanuver, namun serangan harian ini jadi yang terbesar yang pernah dilakukan China pada Taiwan. Lantaran jumlah pesawat yang diterjunkan China meningkat lima kali lipat dari jumlah serangan harian China pada Taiwan di September 2020 silam.
Baca juga: Taiwan Yakin China Sedang Siapkan Dalih Baru untuk Lancarkan Serangan di Wilayahnya
Adanya serangan ini lantas meningkatkan ancaman yang lebih serius terhadap kawasan perbatasan Taiwan, ditengah tekanan ekonomi, serangan dunia maya, perang kognitif dan hukum yang dilakukan China selama beberapa bulan terakhir.
“Jarang bagi China mengirim lebih dari lima bomber H-6 dalam satu hari. Tapi serangan mendadak telah meningkat secara dramatis dalam beberapa minggu terakhir.” jelas Menteri Pertahanan Taiwan, Joseph Wu.
Mengutip dari Straits Times serangan terbaru ini datang setelah pemerintah Taipe menuduh Beijing melanggar aturan perdagangan internasional dan memberlakukan diskriminasi pada Taipei, usai China memberlakukan larangan impor segar pada makanan, minuman, alkohol dan produk perikanan asal Taiwan pada pekan lalu.
Serangan udara seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan China terhadap Taiwan, sebelumnya militer China dilaporkan pernah mengirim 16 bomber ke ADIZ Taiwan pada Oktober 2021, dan 21 bomber di bulan November 2022.
Serangan tersebut sengaja dilakukan China sebagai bentuk gertakan, lantaran Taiwan adalah salah satu provinsinya yang berpotensi membelot dan melepaskan diri dari cengkraman pemerintah Xi Jin Ping. Alasan tersebut yang mendorong China untuk terus menekan Taiwan agar tak keluar dari demokrasi pusat.