Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenderal Inggris Akui Tentara Komando Inggris Bertempur Secara Rahasia di Ukraina

Jenderal Marinir Inggris mengakui pasukan komando Inggris bertempur secara rahasia dan menjalankan operasi khusus di Ukraina.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Jenderal Inggris Akui Tentara Komando Inggris Bertempur Secara Rahasia di Ukraina
RT.com
Tentara Inggris di kegiatan latihan militer NATO di Estonia, 26 Agustus 2017. 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Seorang jenderal senior Marinir Angkatan Laut Kerajaan Inggris mengakui pasukan komando Inggris ikut bertempur secara rahasia di Ukraia.

Pasukan komando Marinir Inggris menjalankan operasi-operasi berisiko tinggi di Ukraina beberapa bulan setelah konflik berlangsung.

Pengakuan itu dikemukakan Letnan Jenderal Robert Magowan di jurnal militer Inggris yang dikutip media terkemuka Inggris, The Times, Selasa (13/12/2022).

Menurutnya Marinir Kerajaan Inggris melakukan operasi berisiko tinggi di Ukraina pada April, sesudah sempat ditarik begitu konflik meletus antara Rusia-Ukraina.

Sebelum pengakuan Magowan, klaim Rusia bahwa pasukan NATO aktif di Ukraina telah dibantah oleh analis dan media barat.

Begitu pecah pertempuran 24 Februari 2022, 45 prajurit Komando Marinir Kerajaan Inggris meninggalkan Ukraina setelah mengevakuasi kedutaan Inggris di Kiev ke Polandia.

Namun, sekitar 300 anggota unit elite dikirim kembali ke negara itu pada April untuk membangun kembali misi Inggris di Kiev.

Baca juga: Financial Times : Ukraina Kehabisan Stok Rudal S-300 dan Buk

Baca juga: Zelensky Desak G7 Sediakan Gas dan Senjata Tambahan agar Ukraina Mampu Bertahan di Musim Dingin

Baca juga: Pasukan Rusia Menyerang 230 Lebih Sasaran Militer Ukraina dalam Satu Hari

Berita Rekomendasi

“Sebelum melakukan operasi rahasia lainnya," tulis Robert Magowan menurut sebuah laporan The Times.

Menurut Magowan, operasi ini berlangsung di lingkungan yang sangat sensitif dan dengan tingkat risiko politik dan militer yang tinggi.

Tentara Inggris mengambil bagian dalam latihan besar sebagai bagian dari operasi EFP (Enhance forward presence) NATO di kamp tentara Tapa Estonia dekat Rakvere, pada 6 Februari 2022. (Photo by ALAIN JOCARD / AFP)
Tentara Inggris mengambil bagian dalam latihan besar sebagai bagian dari operasi EFP (Enhance forward presence) NATO di kamp tentara Tapa Estonia dekat Rakvere, pada 6 Februari 2022. (Photo by ALAIN JOCARD / AFP) (AFP/ALAIN JOCARD)

Magowan sebelumnya menjabat sebagai komandan jenderal Marinir Kerajaan dan sekarang menjadi Wakil Kepala Staf Pertahanan di Kementerian Pertahanan Inggris.

Sementara Magowan tidak merinci misi apa yang dilakukan pasukan komando, pernyataannya menandai pertama kalinya Inggris mengakui pasukannya melakukan operasi khusus di Ukraina.

Kementerian Pertahanan menolak untuk mengkonfirmasi laporan sebelumnya tentang pasukan khusus Inggris yang melatih pasukan Ukraina di Kiev pada April.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan konflik di Ukraina sebagai konflik antara Rusia dan “seluruh mesin militer barat”.

Ia mengklaim pada September seluruh unit militer di Ukraina di bawah komando de-facto penasihat barat.

Kata-kata Putin ditolak oleh media barat. "Tidak ada bukti pasukan darat NATO berpartisipasi di Ukraina," kata Edward Arnold dari think tank Royal United Services Institute kepada BBC.

"Juga komandan NATO yang mengarahkan unit Ukraina di medan perang. Ada juga kemungkinan yang sangat kecil hal ini terjadi di masa depan karena NATO berusaha mengurangi risiko eskalasi."

Pengakuan Magowan membuktikan Arnold salah, tetapi Inggris bukan satu-satunya negara NATO yang mengakui kehadiran pasukannya di Ukraina.

Seorang pejabat Pentagon pada Oktober mengakui pasukan AS sedang memeriksa pengiriman senjata Amerika di suatu tempat di Ukraina.

Peringatan Sekjen NATO

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg memperingatkan, konflik Ukraina dapat meletus menjadi perang penuh antara Rusia dan NATO.

Dia juga mengklaim bahwa NATO telah difokuskan untuk menghindari konflik global baru.

“Saya khawatir perang di Ukraina akan lepas kendali dan menjadi perang besar antara NATO dan Rusia,” kata Stoltenberg kepada penyiar Norwegia NRK dikutip Russia Today.

“Tugas terpenting NATO adalah mencegah perang skala penuh di Eropa, dan itu adalah sesuatu yang kami kerjakan setiap hari,” katanya.

Namun kepala blok pimpinan AS memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin NATO akan membela anggotanya.

Menurut Pasal 5 perjanjian pendiriannya, serangan bersenjata terhadap satu negara anggota “akan dianggap sebagai serangan terhadap mereka semua.”

Stoltenberg mengatakan Vladimir Putin tahu bahwa ini satu untuk semua dan semua untuk satu.

Setelah Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina pada akhir Februari, NATO mengerahkan 40.000 tentara ke sisi timurnya Kawasan Eropa.

Jumlah ini hampir sepuluh kali lebih banyak dari setahun sebelumnya. Moskow, sementara itu, menganggap kehadiran NATO dekat perbatasannya sebagai ancaman keamanan nasional.

Moskow telah memperingatkan pengiriman senjata berat dari barat ke Kiev berisiko menimbulkan konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bulan ini AS dan NATO sudah terlibat langsung dalam konflik dengan memasok Ukraina dengan senjata dan melatih tentaranya.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas