Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

100 Ribu Perawat Inggris, Wales, dan Irlandia Utara Mogok Kerja dan Tuntut Kenaikan Gaji

Lebih dari 100 ribu perawat Inggris, Wales, dan Irlandia Utara lakukan aksi mogok kerja dan menuntut kenaikan gaji untuk menghadapi inflasi.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in 100 Ribu Perawat Inggris, Wales, dan Irlandia Utara Mogok Kerja dan Tuntut Kenaikan Gaji
AFP/JUSTIN TALLIS
Pemimpin Partai Konservatif baru dan perdana menteri yang akan datang Rishi Sunak melambai saat ia meninggalkan Markas Besar Partai Konservatif di pusat kota London telah diumumkan sebagai pemenang kontes kepemimpinan Partai Konservatif, pada 24 Oktober 2022. (Photo by JUSTIN TALLIS / AFP) - Lebih dari 100 ribu perawat Inggris, Wales, dan Irlandia Utara lakukan aksi mogok kerja dan ingin kenaikan gaji melalui aksi protes pada pemerintahan Rishi Sunak. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 100 ribu anggota serikat perawat Inggris, Royal College of Nursing (RCN) melakukan pemogokan kerja, Kamis (15/12/2022).

Pemogokan kerja ini disertai dengan gelombang protes di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara.

Para tenaga kesehatan di tiga wilayah tersebut melakukan aksi mogok kerja mulai dari 08.00 hingga pukul 20.00 waktu setempat.

Mereka melakukan protes karena menolak tawaran gaji dari pemerintah yang dinilai terlalu kecil.

Gelombang mogok kerja kemudian meningkat hingga sektor swasta.

Aksi mogok kerja ini merupakan yang terbesar dalma 106 tahun dalam sejarah RCN.

Baca juga: Inggris Pertimbangkan Bantuan Militer untuk Atasi Aksi Mogok Kerja di Inggris

“Kami lelah. Kami muak,” kata perawat yang dirahasiakan namanya kepada AFP yang dikutip oleh Punch.

BERITA REKOMENDASI

“Kami membutuhkan kenaikan gaji sekarang untuk mencari nafkah,” lanjutnya.

Sebelumnya, aksi protes dan mogok kerja ini dilatarbelakangi oleh Dinas Kesehatan Nasional Inggris (NHS) yang mengalami masa sulit karena kekurangan staf dan dana operasional yang membengkak.

Para tenaga kesehatan tersebut banyak yang mengundurkan diri karena gaji yang tidak bisa memenuhi krisis biaya hidup.

Kekosongan staf dalam jumlah besar mengakibatkan tekanan besar pada staf yang tersisa, dikutip dari CNN Internasional.

Pemimpin Partai Konservatif baru dan perdana menteri yang akan datang Rishi Sunak memasuki mobil saat ia pergi dari Markas Besar Partai Konservatif di pusat kota London telah diumumkan sebagai pemenang kontes kepemimpinan Partai Konservatif, pada 24 Oktober 2022. - Perdana menteri Inggris berikutnya, mantan keuangan kepala Rishi Sunak, mewarisi ekonomi Inggris yang menuju resesi bahkan sebelum gejolak baru-baru ini dipicu oleh Liz Truss. (Photo by Daniel LEAL / AFP)
Pemimpin Partai Konservatif baru dan perdana menteri yang akan datang Rishi Sunak memasuki mobil saat ia pergi dari Markas Besar Partai Konservatif di pusat kota London telah diumumkan sebagai pemenang kontes kepemimpinan Partai Konservatif, pada 24 Oktober 2022. - Perdana menteri Inggris berikutnya, mantan keuangan kepala Rishi Sunak, mewarisi ekonomi Inggris yang menuju resesi bahkan sebelum gejolak baru-baru ini dipicu oleh Liz Truss. (Photo by Daniel LEAL / AFP) (AFP/DANIEL LEAL)

Baca juga: Jenderal Inggris Akui Tentara Komando Inggris Bertempur Secara Rahasia di Ukraina

Krisis dan inflasi di Inggris


Saat ini, Inggris sedang mengalami krisis biaya hidup karena inflasi yang melonjak melebihi pertumbuhan upah.

Demonstran yang bergabung dengan RCN mengatakan tenaga kesehatan di Inggris terlalu banyak bekerja karena kekurangan staf, yang diperburuk oleh pembatalan selama pandemi.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas