Perjalanan Krisis Politik Peru sejak Pencopotan Pedro Castillo, Sempat Umumkan Pembubaran Kongres
Berikut ini rangkuman perjalanan krisis politik yang melanda Peru semenjak sang Presidn Pedro Castillo dimakzulkan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
Boluarte menyarankan bahwa seruan untuk menggelar pemilihan awal di antara pendukung Castillo merupakan langkah terhormat.
Baca juga: Gunakan Identitas Palsu, Byron Castillo Dicoret dari Skuad Timnas Ekuador di Piala Dunia 2022 Qatar
9 Desember 2022
Hari berikutnya, lebih banyak protes pecah.
Aksi massa berpusat di daerah pedesaan yang menjadi benteng pertahanan Castillo.
Televisi lokal menayangkan rekaman yang menunjukkan ratusan petani memblokir jalan dan menuntut pemilihan awal.
Di Lima, ratusan pengunjuk rasa berusaha memasuki gedung Kongres, bentrok dengan polisi.
Aparat menggunakan tongkat dan gas air mata untuk mendorong demonstran mundur.
Para pengunjuk rasa menuntut pembebasan Castillo dari penjara, pemilihan awal, pembubaran Kongres, dan pencopotan Boluarte.
"Kami tidak punya kewenangan. Kami tidak punya apa-apa," kata Juana Ponce, salah satu pengunjuk rasa.
"Ini adalah aib nasional. Semua anggota kongres yang korup ini telah terjual habis. Mereka telah mengkhianati presiden kita, Pedro Castillo."
Baca juga: Ekuador Boleh Tampil di Piala Dunia Setelah Ada Keputusan Pengadilan Terkait Kasus Byron Castillo
10-11 Desember 2022
Boluarte telah membentuk kabinet barunya.
Dia menunjuk mantan jaksa negara Pedro Angulo sebagai perdana menteri dan diplomat Ana Cecilia Gervasi sebagai menteri luar negeri, antara lain.
Protes berlanjut di beberapa kota di pedalaman Peru, termasuk Cajamarca, Arequipa, Huancayo, Cusco dan Puno, dan kematian pertama terkait kerusuhan dilaporkan.