Presiden Baru Peru Rombak Kabinet di Tengah Meningkatnya Ketegangan dengan Meksiko
Dina Boluarte mengganti beberapa menteri saat ketegangan dengan Meksiko meningkat, karena dukungan yang diberikan negara itu untuk Pedro Castillo.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Tindakan keras otoritas Peru terhadap protes juga menuai kritik dan seruan dari kelompok hak asasi manusia dan pengamat internasional.
Saat Boluarte berusaha memulihkan ketertiban, pemerintah Peru menghadapi ketegangan yang meningkat dengan para pemimpin sayap kiri lainnya di kawasan Amerika Selatan, terutama dengan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, yang memberikan dukungan kepada Castillo.
Pada Selasa, Peru mengumumkan akan mengusir duta besar Meksiko dan memberinya waktu 72 jam untuk pergi sebagai protes atas campur tangan yang tidak dapat diterima yang dilakukan Lopez Obrador dalam urusan dalam negeri Peru.
"Pernyataan presiden Meksiko sangat serius mengingat kekerasan di negara kami, yang tidak sesuai dengan hak sah setiap individu untuk memprotes secara damai," kata Kementerian Luar Negeri Peru dalam sebuah pernyataan.
Sehari kemudian, presiden Meksiko, yang dikenal luas sebagai AMLO, mengatakan Meksiko tidak akan memutuskan hubungan dengan Peru.
"Kami tidak akan mengusir siapa pun," katanya kepada wartawan.
Baca juga: Perjalanan Krisis Politik Peru sejak Pencopotan Pedro Castillo, Sempat Umumkan Pembubaran Kongres
Perselisihan diplomatik berkembang setelah pejabat Meksiko mengatakan mereka akan memberikan suaka kepada anggota keluarga Castillo.
Castillo telah mencoba mencari perlindungan di kedutaan Meksiko di ibu kota Peru, Lima, setelah dia dimakzulkan pada 7 Desember, kata AMLO, namun Castillo ditangkap sebelum dia sampai ke gedung itu.
Pada Rabu pagi, Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard memposting foto di Twitter yang memperlihatkan istri Castillo, Lilia Paredes, dan putra serta putrinya berada di bandara di Mexico City setelah kedatangan mereka dari Lima.
AMLO mengatakan pintu Meksiko terbuka juga untuk Castillo, yang berada dalam penahanan pra persidangan selama 18 bulan. Sementara Castillo telah menolak tuduhan terhadap dirinya.