Tradisi Hari Natal Ortodoks, Mencari Ketenangan Diri
Berikut tradisi hari Natal Ortodoks, biasanya dirayakan selama tiga hari dengan mengadakan pertemuan dengan Kudus dan menikmati hidangan 12 menu
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Whiesa Daniswara
Namun, pada Hari Natal Ortodoks ini lebih banyak mengenai refleksi diri, doa, hingga penyembuhan penyakit.
Sebelum Hari Natal Ortodoks, ada tradisi berpuasa dan kebaktian di Gereja.
Selain itu ada juga beberapa negara yang mengadakan pertemuan Kudus di Hari Natal Ortodoks dengan menikmati hidangan vegetarian 12 menu.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mengenang 12 murid.
Saat melakukan pertemuan dengan Kudus, mejanya akan ditata dengan rapi dan menggunakan linen putih, kain itu melambangkan yang membungkus bayi Yesus.
Terdapat juga lilin yang dinyalakan untuk menjadi lambang bahwa puasa telah berakhir dan makan akan dimulai saat terdapat bintang muncul di langit.
Sebagai informasi, negara Rusia menghindangkan salad bit, kentang rebus, borscht, madu, hingga kismis untuk mewakili keberuntungan dan piroshki.
Baca juga: Sejarah Hari Natal Ortodoks, yang Diperingati Setiap 7 Januari
Selain itu, di negara Belarusia memilik tradisi dengan berjalan-jalan disekitar lingkungan sambil menyanyikan lagu Natal dan menari-nari.
Di sisi lain, banyak tetangga yang memeberikan makanan sebagai bentuk ucapan terima kasih.
Ada juga tiga alasan mengapa terdapat Hari Natal Ortodoks.
1. Waktu refleksi
Hari Natal Ortodoks ini mengenai mencari kedamaian dan ketenangan dengan dibarengi membakar kemenyan dan melakukan ritual keagamaan.
Selain itu, umatnya juga akan menghabiskan waktu untuk merenungkan apa yang benar-benar penting dalam hidupnya.
2. Perubahan waktu