Warganya Didiskriminasi, China Balas dengan Tangguhkan Visa Turis Asal Korea Selatan dan Jepang
Korea Selatan dan Jepang memperketat kontrol dengan mewajibkan para pelancong China untuk melakukan serangkaian tes Covid-19.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pemerintah China mengumumkan pembekuan visa jangka pendek bagi para pelancong dari Korea Selatan dan Jepang yang akan berlibur ke kawasan China, mulai Selasa (10/1/2023).
Pengumuman ini dirilis Menteri Luar Negeri China Qin Gang, setelah Korea Selatan dan Jepang memperketat kontrol dengan mewajibkan para pelancong China untuk melakukan serangkaian tes Covid sebelum memasuki wilayah Seoul dan Tokyo.
Alasan tersebut yang kemudian membuat pemerintah China geram, hingga mereka melakukan upaya pembalasan dengan menangguhkan penerbitan visa.
Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kedutaan Besar China di Seoul yang mengatakan bahwa presiden Xi Jinping telah menangguhkan penerbitan visa jangka pendek bagi pengunjung dari Korea Selatan.
Baca juga: Infeksi Covid-19 China Kian Menggila, 90 Persen Warga di Provinsi Henan Dinyatakan Positif
Sama seperti Korsel, Kantor berita Kyodo di Tokyo melaporkan bahwa Beijing telah memberlakukan tindakan penangguhan visa pada wisatawan asal Jepang.
Langkah ini dilakukan pemerintah China sebagai upaya pembalasan, lantaran Korea Selatan dan Jepang telah memberlakukan tindakan diskriminatif terhadap pelancong China.
"Kedutaan akan menyesuaikan kebijakan dengan pencabutan pembatasan masuk diskriminatif Korea Selatan terhadap China," tulis Kedutaan China dalam akun resmi WeChat.
Pemerintah China tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai penangguhan visa, namun melansir dari Reuters larangan visa akan terus berlaku hingga Korsel dan Jepang mencabut langkah diskriminatif dengan menghapuskan aturan wajib tes Covid pada wisatawan China.
Sebelum Korea Selatan dan Jepang dijatuhi sanksi, pemerintah China telah berulang kali mengancam negara-negara yang mewajibkan para pelancong dari wilayah China untuk menunjukkan hasil tes negatif Corona yang diambil 48 jam sebelumnya.
Akan tetapi seruan tersebut tak dihiraukan justru sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Perancis, dan negara lainnya makin memperketat kontrol dengan memperkenalkan persyaratan pengujian.
Terlebih belakangan ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut China telah menahan data soal situasi wabah Corona di wilayahnya.
Meski China telah menepis isu negatif tersebut, Namun insiden tersebut telah menimbulkan kekhawatiran sejumlah negara akan adanya penyebaran virus dari China.
Lebih lanjut, selain membuka pembatasan wilayah di jalur perbatasan internasional pemerintah Xi Jinping juga turut melonggarkan pembatasan wilayah di seluruh China. Dorongan ini dilakukan untuk mengembalikan kerugian China akibat kebijakan nol-Covid.
Guna mendukung rencana tersebut, Yu Weishi, ketua Youcare Pharmaceutical Group, mengatakan kepada bahwa perusahaannya meningkatkan produksi obat anti demam lima kali lipat menjadi satu juta kotak sehari dalam sebulan terakhir, demi mencegah lonjakan kasus infeksi ditengah pelonggaran.