Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan Artileri Rusia ke Ukraina Berkurang 75 Persen, Pasukan Putin Diisukan Kalah di Medan Perang

Intensitas tembakan artileri Rusia biasanya mencapai 20.000 putaran per hari, namun kini turun menjadi sekitar 5.000 per hari.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Serangan Artileri Rusia ke Ukraina Berkurang 75 Persen, Pasukan Putin Diisukan Kalah di Medan Perang
OLGA MALTSEVA / AFP
Seorang prajurit Rusia berpatroli di daerah pemukiman yang hancur di kota Severodonetsk pada 12 Juli 2022. Pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan intensitas tembakan artileri militer Rusia ke Ukraina selama beberapa pekan terakhir susut sebesar 75 persen, menurun drastis bila dibandingkan dengan jumlah serangan yang dilayangkan Rusia pada awal invasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan intensitas tembakan artileri militer Rusia ke Ukraina selama beberapa pekan terakhir susut sebesar 75 persen, menurun drastis bila dibandingkan dengan jumlah serangan yang dilayangkan Rusia pada awal invasi.

Tepatnya pada Februari tahun lalu, dimana intensitas tembakan artileri Rusia mencapai 20.000 putaran per hari, namun kini turun menjadi sekitar 5.000 per hari.

“Mungkin serangan yang satu ini hanya setetes air, tetapi intensitasnya semakin kecil,” kata seorang pejabat pertahanan AS, merujuk pada persediaan Rusia yang semakin menipis.

Baca juga: Yevgeny Prigozhin Klaim Tentara Bayaran Wagner Rusia Rebut Tambang Garam dan Gipsum di Soledar

Penyusutan ini memicu indikasi terkait adanya krisis amunisi hingga kemunduran eskalasi pasukan Rusia di medan pertempuran. Mengingat selama dua bulan terakhir performa militer Rusia telah mengalami kemunduran drastis.

Hingga 50.000 militer Rusia dinyatakan gugur akibat tembakan drone militer Kiev.

Sebelumnya tentara bayaran Putin yakni Grup Wagner juga mengaku kesulitan untuk melewati garis Ukraina karena mereka kurangan kendaraan lapis baja, amunisi, dan pasokan peluru 100 mm.

Berita Rekomendasi

“Kementerian Pertahanan Rusia telah merusak upaya perang, dan Grup Wagner harus diberi lebih banyak peralatan, wewenang, dan otonomi untuk melakukan operasi di Ukraina.” jelas Yevgeny Prigozhin, kepala Grup Wagner.

Meski kemunduran pasukan Rusia di Ukraina telah mendorong munculnya isu negatif di kalangan publik, hingga memicu keraguan masyarakat Rusia pada kemampuan para komandan pasukan di medan tempur.

Namun, melansir dari CNN International menurunnya jumlah serangan tersebut merupakan bagian dari strategi baru presiden Vladimir Putin dan komandan perang Moskow Jenderal Sergey Surovikin untuk meningkatkan performa angkatan militernya yang sempat mengalami kekalahan, akibat digempur rudal dan drone tentara Ukraina.

Ini dibuktikan dengan kemenangan pasukan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner yang mengklaim telah berhasil menguasai kendali atas kota tambang garam Soledar di Ukraina timur dalam perang kota di hari selasa (10/1/2023).

Baca juga: Pimpinan Grup Wagner Rusia Klaim Menangkan Perang Paling Brutal di Kota Tambang Garam Ukraina

"Unit Wagner menguasai seluruh wilayah Soledar. Sebuah kuali telah dibentuk di pusat kota tempat pertempuran perkotaan terjadi," kata kepala Wagner Yevgeny Prigozhin.

Guna meningkatkan eskalasi militer di medan perang, Putin dikabarkan tengah menambah dana keamanan dalam negeri dan pertahanan nasional sepertiga dari anggaran belanja negara yang mencapai 29 triliun rubel atau setara Rp 6.47 triliun (satuan kurs Rp 223,45).

Tak hanya itu Kremlin juga turut menambah dana insentif untuk aparat dan pegawai Kementerian Dalam Negeri Rusia, termasuk polisi, yang bertugas di Ukraina sebesar 922.000 rubel atau Rp 207 juta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas