Kesal Bantuannya untuk Palestina Dihancurkan, Uni Eropa Tagih Kompensasi dari Israel
Lenarcic menyatakan bahwa UE telah secara konsisten mengutuk kebijakan pemukiman Israel dan tindakan ilegal terkait hal tersebut
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic mengatakan kepada anggota parlemen pada akhir pekan lalu bahwa Uni Eropa (UE) telah berulang kali meminta Israel untuk membayar rumah-rumah yang dihancurkan di Tepi Barat.
Karena itu dibangun menggunakan bantuan keuangan dari UE atau negara-negara anggotanya.
Menurut surat kabar Israel Haaretz, pernyataan tertulis Lenarcic itu mengikuti surat yang ditulis oleh 24 anggota parlemen kepada Komisi Manajemen Krisis.
Baca juga: Beri Bantuan Militer ke Rusia, Belarusia dan Iran Kena Perluasan Sanksi Uni Eropa
Isinya menuntut agar Israel memberikan kompensasi kepada blok Eropa atas hilangnya uang pembayar pajak UE.
"Dalam hal keuangan, Israel tidak memikul konsekuensi penghancuran ilegal dan pelanggaran Hak Asasi Manusia," bunyi surat itu, menurut Haaretz.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (12/1/2023), dalam tanggapannya, Lenarcic menyatakan bahwa UE telah secara konsisten mengutuk 'kebijakan pemukiman Israel dan tindakan ilegal yang diambil dalam konteks ini'.
Ia menambahkan bahwa blok tersebut telah beberapa kali meminta agar Israel 'mengembalikan atau mengkompensasi, aset yang didanai UE yang dihancurkan, dibongkar atau disita'.
Komisaris tersebut mengakui bahwa 'daftar opsi yang memungkinkan untuk mendapatkan kompensasi dari Israel atas dana UE yang hilang dalam penghancuran' itu belum dibahas di Dewan Eropa.
Meskipun bekerja untuk menerima kompensasi ini melalui saluran diplomatik dan politik.
Baca juga: Kesal Diadukan ke PBB, Israel Larang Menlu Palestina Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
"Ini untuk Dewan, bertindak dengan suara bulat, untuk memutuskan kemungkinan penerapan langkah-langkah pembatasan UE," kata Lenarcic.
Menurut Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dalam delapan bulan pertama tahun 2022, lebih dari 700 orang mengungsi setelah otoritas Israel menghancurkan, menyita atau memaksa orang lain untuk menghancurkan total 590 bangunan milik Palestina di seluruh wilayah tersebut, yakni di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Pada Juli dan Agustus 2022 saja, Israel merobohkan sekitar 202 bangunan, 29 di antaranya telah disediakan sebagai bantuan kemanusiaan yang didanai donatur.
Laporan tersebut mencatat bahwa angka di tahun 2022 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, saat otoritas Israel telah menghancurkan total 911 bangunan dan membuat 1.209 orang mengungsi.