Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Friday the 13th? Alasan Dianggap Sial hingga Kejadian Buruk di Hari Jumat Tanggal 13

Apa itu Friday the 13th? Simak alasan mengapa hari Jumat tanggal 13 dianggap sial dan menakutkan.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Apa Itu Friday the 13th? Alasan Dianggap Sial hingga Kejadian Buruk di Hari Jumat Tanggal 13
Freepik
Ilustrasi Friday the 13th. Apa itu Friday the 13th? Simak alasan mengapa hari Jumat tanggal 13 dianggap sial dan menakutkan. 

TRIBUNNEWS.COM - Friday the 13th atau hari Jumat tanggal 13 dianggap sebagai hari buruk atau sial bagi sebagian orang.

Pada tahun 2023 ini, ada dua hari Jumat tanggal 13, yaitu di bulan Januari dan Oktober.

Apa itu Friday the 13th atau Jumat tanggal 13?

Friday the 13th adalah hari yang dianggap sebagai hari sial dalam takhayul Barat.

Dikutip dari Independent, takhayul seputar hari Jumat tanggal 13 diperkirakan berasal dari Perjamuan Terakhir yang dihadiri oleh 13 orang, Yesus Kristus dan 12 muridnya.

Perjamuan Terakhir itu berlangsung pada Kamis Putih, malam sebelum penyaliban Yesus Kristus oleh tentara Romawi pada Jumat Agung.

Lukisan Perjamuan Terakhir yang menggambarkan momen Yesus dan 12 muridnya berkumpul di malam Kamis Putih, sebelum pada keesokan harinya, Jumat, Yesus disalib.
Lukisan Perjamuan Terakhir yang menggambarkan momen Yesus dan 12 muridnya berkumpul di malam Kamis Putih, sebelum pada keesokan harinya, Jumat, Yesus disalib. (Wikipedia)

Baca juga: Friday the 13th atau Jumat Tanggal 13 Sering Dianggap Hari Sial, Ini Peristiwa yang Pernah Terjadi

Karena itu, angka 13 dikaitkan dengan Yudas Iskariot, pengkhianat Kristus.

Berita Rekomendasi

Selain itu, angka 13 dianggap tidak sempurna jika dibandingkan angka 12, yang melambangkan jumlah bulan dalam satu tahun.

Kendati demikian, ada banyak teori yang berasal dari berabad-abad sebelumnya, namun sebagian besar telah dibantah.

Banyaknya mitos dan takhayul soal hari Jumat tanggal 13, membuat warga New York, Amerika Serikat (AS), bernama Kapten William Fowler (1827-1897), berusaha menghilangkan stigma abadi seputar angka 13 - terutama aturan tak terulis tentang tidak boleh ada 13 tamu di meja makan.

Fowler membuat klub eksklusif bernama Klub Tiga Belas yang memiliki kegiatan rutin makan malam pada tanggal 13 di setiap bulannya, di kamar nomor 13 di Knickerbocker Cottage.

Tempat itu merupakan tempat populer yang dimiliki Fowler pada 1863 hingga 1883.

Kendati demikian, ketakutan akan hari Jumat ke-13 yang sesungguhnya dimulai pada abad ke-20, dilansir CNN.

Dalam buku Thomas Lawson "Friday, the Thirteenth", bercerita tentang seorang pialang saham yang memilih hari Jumat tanggal 13 untuk menghancurkan pasar saham.

Satu tahun setelahnya, pada 1908, The New York Times menjadi salah satu media pertama yang mengakui soal takhayul hari Jumat tanggal 13.

Lalu, di tahun 1980-an, popularitas franchise film Friday the 13th menambah fenomena dalam budaya Pop.

Kenapa tanggal 13 dianggap sial dan menakutkan?

Ilustrasi Friday the 13th
Ilustrasi Friday the 13th (WWL TV)

Ketakutan akan tanggal 13 kembali berabad-abad yang lalu, saat banyak orang percaya angka 13 berkaitan dengan Kode Hammurabi.

Dalam Kode Hammurabi, tidak mencantumkan angka 13 dari kode hukum tertulisnya.

Baca juga: Sejarah Friday the 13th, Inilah Alasan Mengapa Hari Jumat Tanggal 13 Dianggap Sebagai Hari Sial

Tetapi sebenarnya, hal itu adalah kesalahan yang dilakukan salah satu penerjemah yang menghilangkan satu baris teks.

Takhayul soal angka 13 juga beredar di antara pemikir terbesar dalam sejarah.

Komposer besar Austria-Amerika, Arnold Schoenberg, memiliki ketakutan pada angka 13, yang dikenal dengan triskaidekaphobia.

Ia menghilangkan hitungan ke-13 dalam beberapa karyanya, dan menggantinya dengan notasi 12a.

Schoenberg juga dikabarkan sangat takut pada usia kelipatan 13.

Saat berusia 76 tahun, seorang rekannya memperingatkan soal kesialan angka 13 karena menurutnya 7+6=13.

Pada akhirnya, Schoenberg meninggal pada usia 76 tahun pada Jumat, 13 Juli 1951.

Lantas, mengapa hari Jumat?

Friday the 13th
Friday the 13th (scotsman)

Asosiasi negatif tentang hari Jumat secara khusus punya kombinasi dengan asal-usul agama dan budaya.

Beberapa orang Kristen percaya hari Jumat tidak beruntung karena itu adalah hari ketika Yesus disalib.

Pada abad ke-14 dan ke-15, tokoh dan penulis terkemuka mulai mencela hari itu di depan umum dengan sedikit mengungkap alasannya.

"Canterbury Tales" karya George Chaucer menggambarkan hari Jumat sebagai "hari kemalangan".

Lalu, penulis drama Robert Greene mendefinisikan "wajah hari Jumat" sebagai "pandangan sedih dari kekecewaan atau kesedihan".

Hal buruk yang terjadi pada Jumat tanggal 13

Foto yang memperlihatkan Istana Buckingham setelah dibom. Istana Buckingham dibom oleh Jerman pada Jumat, 13 September 1940, ketika Perang Dunia II berlangsung.
Foto yang memperlihatkan Istana Buckingham setelah dibom. Istana Buckingham dibom oleh Jerman pada Jumat, 13 September 1940, ketika Perang Dunia II berlangsung. (The Royal Family)

Pada Jumat, 13 Oktober 1307, prajurit Raja Philip IV dari Prancis menangkap ratusan Ksatria Templar.

Ksatria Templar adalah sebuah ordo keagamaan dan militer yang dibentuk pada abad ke-12 untuk mempertahankan Tanah Suci.

Dilansir History, mereka dipenjara atas tuduhan berbagai perilaku ilegal, tetapi sebenarnya raja menginginkan akses ke sumber daya keuangan Ksatria Templar.

Banyak dari anggota Ksatria Templar kemudian dieksekusi.

Beberapa mengaitkan insiden Ksatria Templar sebagai asal-usul takhayul Friday the 13th.

Namun, seperti banyak legenda yang melibatkan Ksatria Templar dan sejarah mereka, kebenarannya tetap tidak jelas.

Berikut ini daftar hal-hal buruk yang terjadi pada hari Jumat tanggal 13, dikutip dari Insider:

- Penantang maut Sam Patch meninggal setelah terjun ke Sungai Genesee (November, 1829);

- Pemboman Jerman ke Istana Buckingham (September, 1940);

- Pembunuhan Kitty Genovese di Queens, New York (Maret, 1964);

- Bencana topan yang menewaskan lebih dari 300 ribu orang di Bangladesh (November, 1970);

- Hilangnya pesawat AU Chili di Andes (Oktober, 1972);

- Tragedi Aeroflot 217 di Rusia, 174 orang tewas (Oktober, 1972);

- Kematian Rapper Tupac Shakur (September, 1996);

- Kecelakaan kapal pesiar Costa Concordia di lepas pantai Italia yang menewaskan 30 orang (Januari, 2012).

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas