Pemerintah Jepang Berusaha Mengaktifkan Kembali Kegiatan Sosial Ekonomi Masyarakat Senormal Mungkin
Pemerintah Jepang berusaha mengaktifkan kegiatan sosial ekonomi senormal mungkin di tengah gelombang ke-8 Covid-19 di Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang berusaha mengaktifkan kegiatan sosial ekonomi senormal mungkin di tengah gelombang ke-8 Covid-19 di Jepang.
Pemerintah belum melakukan untuk menutup perbatasan kembali meskipun gelombang infeksi corona ke-8 sedang meningkat.
"Sejauh ini, kami telah berfokus pada pengetahuan dan bukti ilmiah, dan telah mengambil tindakan berdasarkan status infeksi dan pendapat para ahli. Kami bekerja untuk mengaktifkan kegiatan sosial ekonomi agar senormal mungkin," ujar Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, Senin (16/1/2023).
Dewan Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang baru saja mulai membahas status corona baru di bawah Undang-Undang Penyakit Menular dari "tipe 2", yang dapat dikenai tindakan tegas, hingga "tipe 5", yang dikategorikan sama seperti influenza musiman.
Baca juga: Uji Coba Obat Antivirus Covid-19 Jepang Xocova Berjalan Lancar
"Kami akan terus mempertimbangkan situasi berdasarkan situasi infeksi, pengetahuan ilmiah, dan diskusi para ahli," ujarnya.
Sementara itu mengenai aturan penggunaan masker, Hirokazu Matsuno mengatakan "Berdasarkan pengetahuan ilmiah, kami akan terus meninjau pendekatan kami untuk pengendalian infeksi, dan kami juga akan mempertimbangkan cara berpikir kami tentang penggunaan masker. Meskipun demikian saat ini kami tidak memiliki detail spesifik untuk membuat pernyataan."
Ada berbagai pendapat di dalam pemerintah terkait pembahasan revisi status virus corona di bawah Undang-Undang Penyakit Menular dari “tipe 2” saat ini menjadi “tipe 5”.
Salah satu pejabat pemerintah mengatakan bahwa harus segera meninjau kembali langkah-langkah tersebut, seperti menyederhanakan pemahaman jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 dan mempersingkat masa perawatan medis, agar kegiatan sosial ekonomi tetap berjalan tanpa menghentikan aliran upaya penanganan.
"Jika kita tidak meninjaunya saat ini, kita tidak tahu kapan waktunya untuk meninjaunya," ujarnya.
"Ada kemungkinan jumlah orang yang terinfeksi akan bertambah lebih banyak lagi. Itulah sebabnya mungkin sulit untuk mengumumkan revisi karena jumlah orang yang terlibat dalam infeksi meningkat kembali," ungkapnya
Pemerintah akan sangat hati-hati mencari waktu untuk meninjaunya sambil menilai situasi infeksi tidak hanya di Jepang tetapi juga di China yang jumlahnya meningkat.
Jumlah orang yang telah mendapatkan 3 kali vaksinasi di Jepang saat ini sebanyak 67,8 persen.
Vaksinasi ke-5 telah dilakukan mulai Januari 2023 ini.
Sementara itu untuk info lengkap terkait beasiswa, upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif serta belajar gratis di sekolah bahasa Jepang, silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang