Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

18 Orang Tewas Terinfeksi Gas Beracun dari Kawasan Pabrik di Karachi Pakistan

18 orang tewas karena terinfeksi gas beracun dari kawasan pabrik di Karachi, Pakistan. Mereka mengalami gejala sesak napas dan mata merah.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in 18 Orang Tewas Terinfeksi Gas Beracun dari Kawasan Pabrik di Karachi Pakistan
freepik
ilustrasi asap pabrik - 18 orang meninggal dunia karena terinfeksi gas beracun di Karachi, Pakistan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 18 orang meninggal dunia di Kota Karachi, Provinsi Sindh, Pakistan dalam 16 hari terakhir, diduga karena bahan kimia beracun dari pabrik di daerah tersebut.

Departemen Kesehatan Provinsi Sindh mengkonfirmasi jumlah kematian itu di wilayah Ali Muhammad Goth di distrik Keamari, Karachi, dari 10 Januari hingga 26 Januari 2023.

"Sesuai penyelidikan awal, penyebab kematian ini adalah beberapa bahan kimia yang menyebabkan penyakit paru-paru interstitial," bunyi pernyataan itu, yang diterbitkan pada Kamis (26/1/2023).

Kamp medis untuk pengobatan pneumonia telah didirikan di daerah yang terkena dampak.

Sementara itu, investigasi lebih lanjut sedang dalam proses.

Menurut warga, bau busuk yang berasal dari dua pabrik di desa mereka menyebabkan sesak napas, seperti diberitakan Al Jazeera.

Baca juga: Update Pemadaman Listrik Pakistan, Perdana Menteri Shehbaz Sharif Meminta Maaf

Gejala Fisik pada Korban Keracunan

Berita Rekomendasi

Juru bicara Departemen Kesehatan Provinsi Sindh, Mehar Khursheed mengatakan mereka yang meninggal menderita demam, sakit tenggorokan dan sesak napas.

“Dalam lima hingga tujuh hari setelah sakit, kematian terjadi,” kata Mehar Khursheed.

Ia mengatakan, pada pemeriksaan pasien yang bergejala, tidak ada ruam yang terlihat dari kulit mereka.

Gejala mata merah juga terlihat pada beberapa pasien.

Selain itu, warga setempat masih khawatir dengan bau yang sangat mengganggu di lingkungan.

ilustrasi asap pabrik
ilustrasi asap pabrik (freepik)

Baca juga: Menteri Energi Pakistan Klaim Pemadaman Listrik Nasional Berakhir Malam Ini

Pabrik Ditutup

Wakil Komisaris distrik Keamari, Mukhtiar Abro, telah mengunjungi daerah yang terkena dampak.

Ia mengatakan tiga pabrik didirikan secara ilegal di wilayah tersebut.

“Pabrik-pabrik ini dilaporkan membakar batu, yang secara lokal dikenal sebagai 'batu Cina', yang mengeluarkan asap yang menyebabkan masalah pernapasan bagi penduduk.”

Dia menduga kematian mungkin terjadi karena beberapa gas beracun atau beberapa penyakit lain.

Untuk memastikannya, kata Abro, mereka menunggu laporan dokter, seperti diberitakan Daily Times.

Abro mengatakan tiga pabrik tersebut telah disegel.

Sementara itu, empat orang, termasuk salah satu pemilik pabrik, telah ditangkap.

Seorang warga di wilayah Ali Muhammad Goth, Hafeez Leghari, mengatakan tiga orang dewasa termasuk di antara yang tewas, dan sisanya adalah anak-anak berusia satu hingga 13 tahun.

Ia mengatakan beberapa pabrik telah berhenti beroperasi sejak kasus kematian meluas.

“Pemerintah telah menyegel pabrik-pabrik di daerah yang mengeluarkan asap, dan para pejabat berada di sini untuk pertemuan lebih lanjut dengan orang-orang di daerah tersebut dan untuk penyelidikan,” kata Leghari.

Baca juga: Pusat Bisnis dan Rumah Sakit Pakistan Terdampak Pemadaman Listrik Nasional karena Kesalahan Teknis

Ucapan Duka

Kepala Menteri Provinsi Sindh, Murad Ali Shah, mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan kesedihannya atas kematian tersebut.

Ia menginstruksikan pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan.

Wakil Komisaris Kota Keamari, Mukhtiar Abro, mengatakan beberapa anak baru saja meninggal di wilayah Ali Mohammed Goth, Kota Karachi.

Dia mengatakan tim dokter yang dipimpin oleh petugas kesehatan kabupaten Keamari diterjunkan untuk memastikan penyebab kematian.

"Para dokter mengambil sampel untuk tujuan penyelidikan," kata Wakil Komisaris Kota Keamari, Mukhtiar Abro, dikutip dari Daily Times.

Dia mengatakan bahwa anak-anak yang meninggal telah menunjukkan gejala serupa.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Pakistan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas