Thapelo Amad Terpilih sebagai Wali Kota Muslim Pertama di Johannesburg
Thapelo Amad, dari partai Al Jama-ah, dipilih dewan kota untuk menggantikan wali kota Mpho Phalatse, anggota partai oposisi terbesar di Afrika Selatan
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Thapelo Amad, dari partai Al Jama-ah menjadi wali kota Muslim pertama di Johannesburg, Afrika Selatan.
Amad dipilih oleh dewan kota untuk menggantikan Wali Kota Mpho Phalatse, anggota partai oposisi terbesar di Afrika Selatan, Aliansi Demokratik (DA).
Dikutip Al Jazeera, Amad (41) mengaku "kewalahan" menjadi Muslim pertama yang memimpin kota metropolis terbesar di Afrika Selatan.
"Ini menandai sejarah di Afrika Selatan," katanya kepada dewan setelah pemungutan suara.
Ia berjanji memprioritaskan perang melawan korupsi selama menjabat sebagai wali kota.
Baca juga: Sulit Listrik, Afrika Selatan Diharapkan Tetap Masuk Agenda Balapan MotoGP 2023
Amad memenangkan pertempuran politik dengan dukungan partai pemerintahan Kongres Nasional Afrika (ANC).
ANC memegang kursi terbanyak di dewan tetapi tidak mencapai suara mayoritas langsung pada pemilihan kota tahun 2021 kemarin.
Penunjukkan Amad dinilai sangat mengejutkan sebab Al Jama-ah hanya memegang tiga dari 270 kursi dewan.
Pendahulunya, Phalatse (45) dicopot dari jabatannya dengan mosi tidak percaya yang disepakati awal pekan ini.
Baca juga: 10 Tradisi Unik Perayaan Natal di Berbagai Negara di Dunia: Jepang hingga Afrika Selatan
Dikutip the news, Phalatse menjadi wanita kulit hitam pertama yang memimpin pusat ekonomi utama Afrika Selatan pada 2021 setelah ANC kalah dalam pemilihan lokal dalam pemungutan suara terburuk sejak munculnya demokrasi pada 1994.
Johannesburg kini adalah kota terbesar di Afrika Selatan, juga merupakan salah satu kota terbesar di benua Afrika. (Wikipedia)
Kota Johannesburg memiliki luas 104 mil2 (269 km2), dengan penduduk 1,6 juta jiwa.
Dari seluruh penduduk 60 persen merupakan warga kulit hitam dan sisanya ialah warga Eropa, Asia, dan Yahudi.
Kota ini juga sangat bersejarah. Pada 1899 "Perang Boer" pecah antara Inggris dengan Afrika Selatan.
Arfika Selatan kalah pada 1990 dan pertambangan diserahkan kepada Inggris.
Pada 1994, rakyat Afrika Selatan memilih Nelson Mandela sebagai presiden pertamanya yang berkulit hitam.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)