Kanselir Jerman Olaf Scholz Sindir Persaingan Bantuan Senjata ke Ukraina
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyuarakan ketidakpuasannya atas perdebatan terus menerus terkait pengiriman senjata negara Barat untuk Ukraina.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Kanselir Jerman Olaf Scholz menyuarakan ketidakpuasannya atas perdebatan terus menerus terkait pengiriman senjata negara Barat untuk Ukraina.
Ia mengklaim hal itu merusak kredibilitas pihak berwenang di mata warga biasa.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu kemarin oleh surat kabar Tagesspiegel, Scholz diminta menanggapi permintaan Ukraina untuk pesawat tempur Barat.
Permintaan Ukraina itu muncul setelah Amerika Serikat (AS) dan Jerman menyetujui pengiriman masing-masing tank M1 Abrams dan Leopard 2.
Meskipun Perancis dan AS tidak mengesampingkan bantuan semacam itu, Scholz menyatakan bahwa bagi Jerman 'pertanyaan tentang pesawat tempur tidak muncul sama sekali'.
Baca juga: Serangan Rusia di Kota Kostiantynivka, Ukraina Timur Menewaskan 3 Orang
"Saya hanya bisa menyarankan untuk tidak mengikuti kompetisi kalah bersaing yang konstan dalam hal sistem senjata," kata Scholz.
Menurutnya, sesaat setelah Jerman membuat keputusan tentang pengiriman senjata ke Ukraina, debat berikutnya pun dimulai di Jerman.
"Musyawarah publik semacam ini tampaknya tidak serius dan menggoyahkan kepercayaan warga pada keputusan pemerintah. Debat semacam itu tidak boleh dilakukan karena alasan profil politik dalam negeri," kata Scholz.
Ia juga menolak anggapan bahwa Jerman pada akhirnya akan menyerah pada tekanan untuk mengirimkan pesawat tempur, seperti terjadi pada pengiriman tank.
Baca juga: Bela Rusia, Korea Utara Kecam Negara Barat Telah Kirim Ratusan Tank Tempur Ke Ukraina
"Bukan seperti itu, kami selalu dipandu oleh apa yang dibutuhkan Ukraina di satu sisi dan apa yang dapat diberikan oleh sekutu terpenting kami di sisi lain," jelas Scholz.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (30/1/2023), Scholz menegaskan kembali posisi Jerman bahwa dalam membantu Ukraina, negaranya tidak bertindak sendiri, namun bersama-sama dengan sekutu dan mitranya.
Ukraina telah berulang kali meminta negara-negara Barat untuk mendukungnya dengan mengirimkan jet modern buatan Barat, namun sejauh ini belum ada negara yang menuruti permintaan tersebut.
Baca juga: Ukraina Hancur Digempur Rusia, IMF Pertimbangkan Paket Bantuan Rp 239 Triliun
Sementara Jerman telah memberi Ukraina banyak aset militer untuk melawan Rusia.
Selain itu, negeri Bavaria itu berjanji untuk mengirim 14 tank Leopard 2.
Jerman telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk memasok pesawat tempur modern ke Ukraina.
"Pesawat tempur adalah sistem yang jauh lebih kompleks dibandingkan tank dan memiliki jangkauan dan daya tembak yang tentu saja berbeda," kata Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius.
Rusia telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak memberikan lebih banyak senjata kepada Ukraina, karena itu hanya akan memperpanjang konflik.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Barat telah 'terlibat langsung' dalam konflik Ukraina dengan menyediakan senjata dan melatih personel militernya di luar negeri.