Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebagian Lansia AS Tunjukkan Tanda Kecanduan Makanan

Temuannya adalah sebanyak 13 persen orang dewasa di AS antara usia 50 hingga 80 memenuhi kriteria kecanduan makanan olahan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sebagian Lansia AS Tunjukkan Tanda Kecanduan Makanan
Shutterstock
Ilustrasi makanan olahan - Sekitar satu dari delapan orang dewasa Amerika Serikat (AS) berusia di atas usia 50 tahun menunjukkan tanda-tanda kecanduan makanan olahan 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MICHIGAN - Sekitar satu dari delapan orang dewasa Amerika Serikat (AS) berusia di atas usia 50 tahun menunjukkan tanda-tanda kecanduan makanan olahan.

Hal ini menurut jajak pendapat University of Michigan yang dirilis pada Senin kemarin.

Jajak pendapat yang dilakukan pada Juli 2022 itu menanyakan kepada sampel nasional sebanyak lebih dari 2.000 orang dewasa berusia 50 hingga 80 tahun tentang gejala kecanduan makanan olahan dan bagaimana gejala tersebut berkaitan dengan kesehatan fisik, mental serta sosial mereka.

Temuannya adalah sebanyak 13 persen orang dewasa di AS antara usia 50 hingga 80 memenuhi kriteria kecanduan makanan olahan.

Selain itu, hampir setengah dari orang dewasa yang lebih tua atau 44 persen menunjukkan setidaknya satu gejala kecanduan makanan olahan.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (31/1/2023), jajak pendapat menggunakan 13 pertanyaan untuk mengukur pengalaman dengan indikator kecanduan makanan.

Baca juga: Jaga Penampilan agar Tetap Sehat dan Ideal Nikita Willy Tak Santap Makanan Olahan Seperti Mie

Berita Rekomendasi

Responden yang memenuhi kriteria kecanduan makanan olahan melaporkan setidaknya dua dari 11 gejala, serta masalah terkait makan atau kehidupan yang signifikan.

"Makanan olahan tinggi seperti minuman manis, keripik dan makanan cepat saji dapat membuat ketagihan bagi sebagian orang, seperti halnya rokok dan alkohol," kata jajak pendapat itu.

Gejala kecanduan makanan olahan termasuk kehilangan kendali atas konsumsi, mengidam yang intens dan tanda-tanda penarikan diri dari lingkungan sosial.

Sementara itu, gejala kecanduan makanan olahan yang paling sering dilaporkan adalah keinginan kuat, dengan 24 persen responden melaporkan keinginan kuat untuk mengkonsumsi makanan semacam itu setidaknya sekali seminggu.

Orang dewasa yang lebih tua yang menilai kesehatan mental mereka baik atau buruk, setidaknya tiga kali lebih mungkin untuk memenuhi kriteria kecanduan makanan dibandingkan dengan mereka yang melaporkan kesehatan mental yang sangat baikatau baik.

"Jajak pendapat juga menemukan hubungan antara perasaan isolasi sosial dan kecanduan makanan olahan," kata laporan itu.

Psikolog Universitas Michigan Ashley Gearhardt dalam rilis jajak pendapat mengatakna bahwa sama seperti merokok atau minum, ahli tidak hanya perlu untuk mengidentifikasi dan menjangkau mereka yang telah memasuki pola penggunaan yang tidak sehat.

Namun juga mendukung mereka dalam mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan makanan.

Selain itu, jajak pendapat menemukan bahwa wanita lebih dari dua kali lebih mungkin untuk memenuhi kriteria kecanduan makanan olahan dibandingkan pria, dengan masing-masing persentase mencapai 18 persen dan 8 persen.

"Orang dewasa berusia 50 hingga 64 tahun lebih cenderung memenuhi kriteria kecanduan makanan dibandingkan mereka yang berusia 65 hingga 80 tahun," jelas laporan itu.

Gearhardt mengatakan bahwa mengidentifikasi orang dewasa yang lebih tua dengan kebiasaan makan yang membuat ketagihan dapat membantu mereka menerima rujukan untuk konseling nutrisi, program untuk mengatasi kecanduan atau akses yang terjangkau ke makanan sehat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas