Putin Bandingkan Invasi Rusia ke Ukraina dengan Perang Lawan Nazi Jerman
Saat peringatan 80 tahun Pertempuran Stalingrad, Vladimir Putin membandingkan invasi di Ukraina dengan perang melawan Nazi.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin membandingkan pertarungan melawan Ukraina dan sekutu Baratnya dengan kemenangan Rusia melawan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Hal ini disampaikan Vladimir Putin dalam pidato yang menandai 80 tahun sejak pertempuran menentukan di Stalingrad, Kamis (2/2/2023).
Vladimir Putin mengatakan, Rusia akan mengalahkan Ukraina dalam cengkeraman inkarnasi baru Nazisme.
Menurut Vladimir Putin, Rusia sekali lagi menghadapi Jerman.
Vladimir Putin pun mengkritik janji Berlin mengirimkan tank Leopard 2 untuk mendukung Ukraina di medan perang.
Presiden Rusia itu mengecam Jerman karena membantu mempersenjatai Ukraina.
Selanjutnya, Vladimir Putin mengatakan, bukan pertama kalinya dia siap menggunakan seluruh persenjataan Rusia, termasuk senjata nuklir.
“Sayangnya kami melihat bahwa ideologi Nazisme dalam bentuk dan manifestasi modernnya kembali secara langsung mengancam keamanan negara kami,” ujarnya kepada audiensi perwira militer dan anggota kelompok patriotik serta pemuda setempat, dilansir SCMP.
“Berulang kali kita harus mengusir agresi kolektif Barat."
"Ini luar biasa tapi itu fakta, kita kembali diancam dengan tank Leopard Jerman dengan salib di atasnya," sambung Vladimir Putin.
Baca juga: Jelang 1 Tahun Invasi Ukraina, Vladimir Putin: 500 Ribu Pasukan Siap Diterjunkan untuk Perang
Dikutip dari NDTV, Vladimir Putin memanfaatkan peringatan Perang Dunia II untuk mendapatkan dukungan bagi intervensi tentaranya di Ukraina.
Ia juga mengisyaratkan bahwa Moskow dapat menggunakan senjata nuklir.
Putin disebut telah menggunakan Perang Dunia II untuk mempromosikan agenda politiknya dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Kremlin berusaha memberikan status kultus untuk kemenangan Moskow dalam apa yang disebut orang Rusia sebagai Perang Patriotik Hebat.
Saat memperingati 80 tahun kemenangan Soviet di Pertempuran Stalingrad, Putin berusaha meningkatkan dukungan untuk serangannya di Ukraina.
Kata Jubir Kremlin
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menolak untuk menguraikan komentar Putin.
"Saat senjata baru dikirim oleh kolektif Barat, Rusia akan memanfaatkan potensinya untuk merespons," ungkapnya, seperti diberitakan BBC, Jumat (3/2/2023).
Baca juga: Hari Peringatan Holocaust, Putin: Kejahatan Nazi Jangan Pernah Dilupakan
Sebagai informasi, Vladimir Putin berada di Volgograd untuk menandai peringatan berakhirnya Perang Dunia II Pertempuran Stalingrad.
Stalingrad adalah pertempuran paling berdarah dalam Perang Dunia II.
Pertempuran Stalingrad 1942-1943 berkecamuk selama hampir enam bulan.
Dalam peristiwa itu, lebih dari satu juta tentara dan warga sipil kehilangan nyawa mereka.
Kini, Volgograd untuk sementara berganti nama menjadi Stalingrad pada hari peringatan tersebut.
Awal pekan ini, patung baru mantan pemimpin Soviet, Joseph Stalin, diresmikan.
Stalin yang memimpin Uni Soviet antara tahun 1924 dan kematiannya pada 1953, dituduh mendalangi kelaparan di Ukraina pada 1932-1933.
Peristiwa itu disebut Holodomor oleh orang Ukraina, yang menewaskan sekitar lima juta orang.
Baca juga: Presiden Ukraina Zelensky Tak Tertarik Negosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin
Sepanjang perang di Ukraina, Putin berusaha menampilkan invasi Rusia sebagai pertempuran melawan kaum nasionalis dan Nazi, yang disebut memimpin pemerintah Kyiv.
Di sisi lain, Jerman adalah satu dari banyak negara yang membantu Ukraina mempertahankan wilayahnya.
Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.
Invasi Rusia ke Ukraina mendorong negara-negara Barat untuk mengirim senjata dan bantuan kepada pemerintah di Kyiv.
(Tribunnews.com/Nuryanti)