Wanita di Iowa Dimasukkan Kantong Jenazah Dikira Sudah Meninggal, Kemudian Terdengar Suara Napas
Wanita yang dikira sudah meninggal ditemukan terengah-engah di dalam kantong mayat di rumah duka Iowa.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita dimasukkan ke dalam kantong jenazah di rumah duka di Iowa, AS karena dianggap sudah meninggal.
Tetapi tak lama kemudian, petugas menemukan wanita tersebut masih berusaha bernapas di dalam kantong jenazah.
Dilansir NBC News, rumah perawatan yang menangani wanita tersebut akhirnya dikenai denda karena dinilai lalai.
Seorang perawat di Pusat Perawatan Khusus Alzheimer Glen Oaks di Urbandale menyebut, bahwa wanita berusia 66 tahun itu telah meninggal pada 3 Januari 2023.
Ia kemudian dipindahkan ke rumah duka, ungkap Departemen Inspeksi dan Banding Iowa dalam sebuah laporan, Rabu (1/2/2023).
Wanita yang tidak disebutkan namanya itu dirawat di rumah perawatan sejak 28 Desember karena "degenerasi pikun otak," menurut laporan tersebut.
Baca juga: Dikira Sudah Meninggal, 2 Orang Ini Tiba-tiba Pulang dalam Kondisi Sehat, Begini Kronologinya
Pada tanggal 3 Januari pukul 06.00, seorang perawat memeriksa pasien dan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.
"Mulutnya terbuka, matanya kosong, dan tidak ada suara nafas," bunyi laporan itu.
Disebutkan pula bahwa perawat tidak dapat menemukan denyut nadi wanita itu menggunakan stetoskopnya.
Sang perawat juga meletakkan tangannya di perut wanita itu dan merasa tidak ada gerakan.
Perawat mengira pasien telah meninggal dunia.
Ia lantas memberi tahu anggota keluarga dan pihak rumah perawatan.
Rumah perawatan kemudian memanggil layanan rumah duka.
Hampir satu jam 40 menit kemudian, seorang direktur pemakaman memasukkan tubuh wanita itu di dalam kantong mayat dan meritsletingnya.
Jasadnya kemudian diletakkan di atas brankar.
Direktur pergi membawa wanita itu sekitar 10 menit kemudian.
Sesaat sebelum pukul 08.30, anggota staf di rumah duka menemukan bahwa wanita itu masih hidup.
“Staf rumah duka membuka ritsleting kantong mayat dan mengamati dada pasien bergerak dan terengah-engah."
"Rumah duka kemudian menelepon 911 dan rumah perawatan," kata laporan itu.
Ketika petugas darurat tiba, mereka mencatat ada denyut nadi tapi tidak ada gerakan mata atau respons verbal, vokal, atau motorik.
Wanita itu dibawa ke ruang gawat darurat.
Dia dikembalikan ke rumah perawatan tetapi meninggal dua hari kemudian.
Negara bagian Iowa mendenda rumah perawatan tersebut $10.000 (Rp 150 juta), jumlah maksimum yang diizinkan berdasarkan undang-undang Iowa, kata juru bicara Departemen Inspeksi dan Banding negara bagian.
Rumah perawatan dianggap "gagal memberikan arahan yang memadai untuk memastikan perawatan dan layanan yang tepat diberikan".
Mereka juga dinilai "gagal memastikan pasien menerima perawatan dan penanganan yang bermartabat di akhir kehidupannya."
Direktur eksekutif fasilitas rumah perawatan mengatakan perwakilannya telah menghubungi keluarga pasien.
“Kami sangat peduli dengan pasien kami dan kami tetap berkomitmen penuh untuk mendukung perawatan akhir hayat mereka,” kata Direktur Eksekutif, Lisa Eastman, dalam sebuah pernyataan.
“Semua karyawan menjalani pelatihan rutin sehingga mereka dapat mendukung perawatan akhir hidup dan kematian pasien kami dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)