Tentara Ukraina Menduga Pasukan Rusia Pakai Obat-obatan agar Bisa Bertarung Selama Berjam-jam
Tentara Vladimir Putin disebut 'dipompa dengan obat-obatan' sehingga mereka dapat berperang berjam-jam di Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia diklaim menggunakan obat-obatan agar bisa bertarung melawan Ukraina selama berjam-jam.
Dilansir Mirror, narapidana yang dibebaskan untuk berperang bersama kelompok milisi bayangan Wagner sekarang menjadi bagian besar tentara Rusia.
Mereka ditawari kebebasan jika mereka selamat dari perang.
Laporan dari garis depan mengatakan, para tahanan digunakan seperti pasokan pendobrak, yang dikirim sebelum tentara yang lebih berpengalaman maju untuk menembus pertahanan Ukraina yang kokoh.
Berbicara dari Kota Bakhmut yang terkepung, tentara Ukraina Andriy dan Borisych mengatakan bahwa mereka telah bertempur melawan ratusan pejuang Wagner gila yang tampak seperti manusia super karena mereka dapat terus bertempur meskipun penuh dengan luka tembak.
Ada sejarah panjang dan rinci tentang narkotika yang digunakan dalam konflik untuk memberi tentara keunggulan saat melawan musuh.
Baca juga: Korea Utara Bantah Persenjatai Kelompok Tentara Bayaran Wagner Rusia
Saat PD II, pasukan Hitler dikabarkan diberikan methamphetamine untuk melakukan Blitzkrieg atau "Perang Petir".
Obat-obatan itu memberi mereka keunggulan ganas atas sekutu dan memungkinkan mereka bertarung berhari-hari tanpa tidur dalam keadaan hiper-agresif.
Mengingat adegan mengerikan saat perang, Andriy berkata:
"Mereka memanjat di atas mayat teman mereka, menginjak mereka."
"Sepertinya sangat, sangat mungkin mereka mengkonsumsi obat sebelum serangan."
Prajurit itu ingat satu pertempuran di mana dia dan 19 rekannya bertempur saat 200 orang Rusia menyerbu posisi mereka selama 10 jam.
Senjata mereka menjadi sangat panas sehingga mereka harus terus menggantinya.
Serangan itu menakutkan, kata Andriy.
Dia berkata, "Penembak senapan mesin kami hampir menjadi gila, karena dia menembaki mereka."
"Dan dia berkata, saya tahu saya menembaknya, tetapi dia tidak jatuh."
"Dan kemudian setelah beberapa waktu, ketika dia mungkin kehabisan darah, dia jatuh begitu saja."
Baca juga: Ukraina dan Wagner Rusia Klaim Kuasai Daerah Blahodatne, Kyiv Sebut Tangkis 13 Serangan di Donetsk
Andriy mengatakan itu seperti adegan dari film horor.
Klaim tersebut belum diverifikasi secara independen.
Tetapi para ahli mengatakan tentara Rusia mungkin berperang dan melakukan kekejaman saat berada di bawah pengaruh obat-obatan.
Sementara itu, Bos Wagner Group membantah klaim bahwa penyalahgunaan narkoba merajalela di tentaranya.
Dia bersikeras Wagner adalah organisasi militer teladan yang mematuhi semua hukum dan aturan perang modern yang diperlukan.
Mantan Anggota Wagner Melarikan Diri ke Norwegia
Sebelumnya dilaporkan, seorang mantan anggota Wagner yang mencari suaka di Norwegia meminta maaf kepada warga Ukraina yang tinggal di negara Skandinavia itu, yang keberatan dengan kehadirannya di sana.
"Saya orang jahat bagi Anda, tetapi saya hanya meminta Anda untuk mempertimbangkan bahwa saya menyadari itu, meskipun terlambat, dan saya berbicara menentang semua itu," kata Andrey Medvedev dalam kutipan wawancaranya dengan penyiar Norwegia NRK yang diposting online Selasa.
"Saya meminta Anda untuk tidak mengutuk saya, dan dalam hal apapun saya minta maaf."
Medvedev yang mengatakan bahwa dia mengkhawatirkan nyawanya jika kembali ke Rusia, tinggal di pusat pencari suaka di Oslo.
Dia menyeberang secara ilegal ke Norwegia, yang memiliki perbatasan sepanjang 198 km dengan Rusia, awal bulan ini.
Medvedev mengatakan bahwa dia meninggalkan Grup Wagner setelah kontraknya diperpanjang melampaui batas waktu Juli-November tanpa persetujuannya.
Dia mengatakan dia bersedia bersaksi tentang kejahatan perang apa pun yang dia saksikan.
Medvedev sebelumnya dilaporkan mengatakan kepada kelompok pembangkang Rusia, Gulagu.net, bahwa dia siap untuk menceritakan semua yang dia ketahui tentang Warger dan pemiliknya, Yevgeny Prigozhin.
Layanan Investigasi Kriminal Nasional Norwegia kini tengah mengambil bagian dalam penyelidikan kejahatan perang di Ukraina.
Mereka mengatakan sedang menanyai Medvedev yang berstatus sebagai saksi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)