Keputusasaan Warga Turki: Para Korban Berteriak Minta Tolong, Tapi Kami Tak Bisa Selamatkan Mereka
Suhu yang membekukan, salju dan hujan yang turun sangat deras telah menghambat upaya pencarian korban gempa sepanjang malam kemarin di Turki
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, HATAY - Suhu yang membekukan, salju dan hujan yang turun sangat deras telah menghambat upaya pencarian korban gempa sepanjang malam kemarin di Turki.
Terlebih para korban yang terjebak di reruntuhan puing-puing bangunan 'berteriak minta tolong'.
Deniz, seorang pria di Hatay sebuah provinsi di selatan Turki yang turut terdampak gempa berkekuatan 7,8 skala richter itu, tampak menangis di tengah guyuran hujan saat dirinya menjelaskan kepada tentang penantian para penyelamat yang menyakitkan.
"Mereka (korban) membuat suara-suara tapi tidak ada yang datang," kata Deniz, sesekali meremas-remas tangannya, ia tampak putus asa.
Dikutip dari laman BBC, Selasa (7/2/2023), ia menegaskan bahwa hatinya hancur saat mendengar suara rintihan minta tolong dari bawah reruntuhan.
Namun dirinya dan yang lainnya tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan upaya mereka.
"Kami hancur. Ya Tuhan, mereka berseru, mereka berkata, 'selamatkan kami,' tapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka, tidak ada seorang pun sejak pagi," tegas Deniz.
Baca juga: Riwayat Gempa di Turki: Tahun 1999 Akibatkan 17.500 Korban Tewas, Terparah Tahun 1939
Sementara itu di Suriah, Raed al-Saleh dari White Helmets yang merupakan layanan penyelamatan di wilayah yang dikuasai pemberontak, mengatakan bahwa mereka 'berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang berada di bawah reruntuhan'.