Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keputusasaan Warga Turki: Para Korban Berteriak Minta Tolong, Tapi Kami Tak Bisa Selamatkan Mereka

Suhu yang membekukan, salju dan hujan yang turun sangat deras telah menghambat upaya pencarian korban gempa sepanjang malam kemarin di Turki

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Keputusasaan Warga Turki: Para Korban Berteriak Minta Tolong, Tapi Kami Tak Bisa Selamatkan Mereka
AFP/RAMI AL SAYED
Warga mengambil seorang gadis yang terluka dari puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di kota Jandaris, di pedesaan kota Afrin di barat laut Suriah di bagian provinsi Aleppo yang dikuasai pemberontak, pada 6 Februari 2023. dilaporkan tewas di Suriah utara setelah gempa berkekuatan 7,8 yang berasal dari Turki dan dirasakan di seluruh negara tetangga. (Photo by Rami al SAYED / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, HATAY - Suhu yang membekukan, salju dan hujan yang turun sangat deras telah menghambat upaya pencarian korban gempa sepanjang malam kemarin di Turki.

Terlebih para korban yang terjebak di reruntuhan puing-puing bangunan 'berteriak minta tolong'.

Deniz, seorang pria di Hatay sebuah provinsi di selatan Turki yang turut terdampak gempa berkekuatan 7,8 skala richter itu, tampak menangis di tengah guyuran hujan saat dirinya menjelaskan kepada tentang penantian para penyelamat yang menyakitkan.

"Mereka (korban) membuat suara-suara tapi tidak ada yang datang," kata Deniz, sesekali meremas-remas tangannya, ia tampak putus asa.

Dikutip dari laman BBC, Selasa (7/2/2023), ia menegaskan bahwa hatinya hancur saat mendengar suara rintihan minta tolong dari bawah reruntuhan.

Namun dirinya dan yang lainnya tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan upaya mereka.

"Kami hancur. Ya Tuhan, mereka berseru, mereka berkata, 'selamatkan kami,' tapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka, tidak ada seorang pun sejak pagi," tegas Deniz.

Baca juga: Riwayat Gempa di Turki: Tahun 1999 Akibatkan 17.500 Korban Tewas, Terparah Tahun 1939

Berita Rekomendasi

Sementara itu di Suriah, Raed al-Saleh dari White Helmets yang merupakan layanan penyelamatan di wilayah yang dikuasai pemberontak, mengatakan bahwa mereka 'berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang berada di bawah reruntuhan'.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas