Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BERITA FOTO: Sang Ayah Genggam Tangan Putrinya yang Terperangkap Bangunan Ambruk Karena Gempa Turki

Sebuah foto memilukan hati muncul dari gempa besar yang melanda Turki, Senin (6/2/2023) lalu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in BERITA FOTO: Sang Ayah Genggam Tangan Putrinya yang Terperangkap Bangunan Ambruk Karena Gempa Turki
AFP/ADEM ALTAN
Mesut Hancer memegang tangan putrinya yang berusia 15 tahun, Irmak, yang meninggal dalam gempa bumi di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu, pada 7 Februari 2023. - Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan, dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban selamat yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk. (Photo by Adem ALTAN / AFP) 

Jumlah korban jiwa akibat gempa Turki-Suriah terus bertambah.

Hingga petang Rabu (8/2/2023) waktu Indonesia, lebih dari 11.000 orang ditemukan meninggal dunia. 

Dan kemungkinan masih akan bertambah.

Hingga berita ini diturunkan, petugas dan relawan di Turki dan Suriah masih melakukan pencarian di reruntuhan, berharap menemukan tanda-tanda kehidupan di antara puing bangunan.

Badan penanggulangan bencana Turki melaporkan jumlah korban jiwa di negaranya telah melampaui 8.500 orang.

Sementara di Suriah, pemerintah di Damaskus melaporkan lebih dari 1.200 tewas.

Di wilayah yang dikuasai pemberontak, organisasi relawan melaporkan sedikitnya 1.400 tewas.

BERITA REKOMENDASI

Turki  telah menerjunkan puluhan ribu personel ke wilayah terdampak bencana.

Lebih dari 20 negara juga mengirimkan regu penyelamat ke Turki.

Ozel Pikal, mantan jurnalis yang membantu operasi penyelamatan di Malatya, kota di tengah-timur Turki, menduga sebagian korban selamat mati membeku karena suhu di daerah itu mencapai minus 6 derajat Celsius.

"Hari ini bukanlah hari yang baik, karena per hari ini, tidak ada harapan yang tersisa di Malatya," kata Pikal kepada Associated Press.

"Tidak ada yang keluar hidup-hidup dari reruntuhan," kata Pikal.


Di Malatya, Pikal menambahkan terdapat sebuah hotel besar ambruk sejak Senin (6/2). Ratusan orang diperkirakan terjebak di bawahnya.

"Tangan-tangan kami tidak bisa memegang apa pun saking dinginnya. Mesin-mesin untuk bekerja dibutuhkan di sini," kata Pikal.

Sementara di Suriah, mengingat ribuan bangunan yang runtuh karena gempa, tidak diketahui berapa orang yang masih tertimbun reruntuhan.

Akses ke Suriah sendiri terisolasi akibat perang saudara yang meletus sejak 12 tahun lalu.

Sumber: NYPost/Dailymail/AP

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas