Turki dan Suriah Berduka, Ada Ibu Melahirkan dalam Reruntuhan Hingga Gadis 14 Tahun Tertimbun 40 Jam
Upaya penyelamatan korban terus berlangsung dengan banyak harapan dipanjatkan agar banyak korban selamat dapat ditemukan.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Sebuah foto menunjukkan seorang ayah memegang tangan putrinya yang meninggal terperangkap di bawah puing-puing bangunan di wilayah Kahramanmaras, Turki, setelah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023).
Pria bernama Mesut Hancer duduk di tengah puing-puing bangunan sambil memegang tangan putrinya, dengan tumpukan beton berada di atas tubuh gadis berusia 15 tahun itu yang sudah tidak bernyawa.
Di dekat Hancer, tim penyelamat bekerja secara manual untuk menyingkirkan reruntuhan bangunan.
Potret tersebut hanyalah satu dari sejumlah gambar mengerikan yang muncul dari cerita mengenai jutaan anak yang terperangkap dalam bencana gempa bumi di Turki dan Suriah, yang diikuti oleh gempa kedua berkekuatan M 7,6 beberapa jam kemudian dan lebih dari 100 gempa susulan.
Baca juga: Berita Foto : Pilu Ayah Genggam Tangan Putrinya yang Tewas Akibat Gempa Turki
Dikutip dari Al Jazeera, upaya penyelamatan korban sedang berlangsung, dengan banyak harapan dipanjatkan agar banyak korban dapat ditemukan.
Seorang bayi berusia satu tahun ditemukan dalam keadaan hidup pada Rabu (8/2/2023), di provinsi Sanliurfa Turki setelah menghabiskan 53 jam terjebak di bawah bangunan lima lantai yang runtuh, menurut kantor berita Turki Anadolu Agency.
Seorang ibu dan putrinya yang berusia dua tahun diselamatkan di Iskenderun, hampir 44 jam setelah gempa pertama melanda provinsi Hatay, salah satu wilayah yang paling terkena dampak bencana alam tersebut.
Di provinsi Adiyaman, seorang anak diselamatkan dari puing-puing bangunan dan tidak lama kemudian ibunya juga dibawa ke tempat aman.
Di kota Kahramanmaras, jurnalis Al Jazeera Resul Serdar merinci bagaimana tim penyelamat menyelamatkan seorang gadis berusia 14 tahun yang terjebak di bawah reruntuhan selama lebih dari 40 jam.
“Saat tim penyelamat membawanya keluar, hal pertama yang dia katakan adalah, 'Tolong selamatkan ayah saya juga.' Ayahnya sangat dekat dengannya dan dia juga masih hidup. Belakangan, pada malam hari, ayahnya juga ditarik keluar dari puing-puing, tetapi sayangnya dua anggota keluarga lainnya tidak dapat selamat," kata Serdar.
Sementara itu, di kota Jinderis, di barat laut Suriah, tim penyelamat menemukan seorang bayi menangis yang ibunya diperkirakan telah melahirkan saat terkubur di bawah reruntuhan. Tali pusar bayi yang baru lahir itu masih tersambung dengan ibunya, Afraa Abu Hadiya, yang telah meninggal dunia.
Bayi perempuan itu dibawa ke rumah sakit anak di kota Afrin, di provinsi Aleppo.
Di kota yang sama, seorang gadis muda ditarik hidup-hidup dari bawah reruntuhan rumahnya oleh kelompok penyelamat The White Helmets.