Presiden AS Joe Biden: Balon Mata-mata China Bukan Pelanggaran Keamanan Besar
Joe Biden menegaskan balon mata-mata China yang terbang di atas wilayah udara AS bukan merupakan pelanggaran keamanan utama.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan balon mata-mata China yang terbang di atas wilayah udara AS bukan merupakan pelanggaran keamanan utama.
"Itu bukan pelanggaran besar," kata Biden dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Noticias Telemundo, Kamis (9/2/2023).
"Maksud saya, lihat, itu benar sebuah pelanggaran hukum internasional. Itu wilayah udara kita. Dan begitu masuk ke ruang kita, kita bisa melakukan apa yang kita inginkan dengannya,” sambungnya.
Sebelumnya, Joe Biden sempat khawatir ketika balon tersebut ditembak dan jatuh ke darat. Namun, angkatan udara AS telah berhasil menembak balon tersebut dan akhirnya jatuh di perairan lepas pantai Carolina Selatan pada akhir pekan lalu.
"Benda ini sangat besar. Apa yang terjadi jika jatuh dan menimpa sekolah di daerah pedesaan? Apa yang terjadi jika jatuh? Jadi saya memberi tahu mereka segera setelah mereka dapat menembak jatuh," ujarnya.
Baca juga: Angkatan Laut AS Rilis Foto Balon Mata-mata China yang Ditembak Jatuh di Laut
"Mereka membuat keputusan yang bijak. Mereka menembak jatuh di atas air, mereka memulihkan sebagian besar bagiannya, dan itu bagus," kata Joe Biden.
Meski menganggap bukan pelanggaran besar, Biden akan tetap tegas melindungi kedaulatan negaranya dari ancaman China.
Baca juga: China Tolak Panggilan Menhan AS Lloyd Austin atas Insiden Balon Mata-mata yang Ditembak Jatuh
"Saya berkomitmen bekerja dengan China yang dapat memajukan kepentingan Amerika dan menguntungkan dunia."
"Namun, jangan salah, sebagaimana yang kami tegaskan pekan lalu, jika China mengancam kedaulatan kami, kami akan bertindak untuk melindungi negara kita," pungkas Biden.