Badai Gabrielle akan Terjang Selandia Baru, Maskapai Batalkan Penerbangan dan Warga Diminta Waspada
Maskapai penerbangan Air New Zealand (ANZ) telah mengantisipasi datangnya badai Gabrielle dengan membatalkan beberapa penerbangan domestik.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON – Selandia Baru telah bersiap menghadapi ancaman badai Gabrielle yang menerjang Pulau Norfolk Australia pada Sabtu (11/2/2023) malam.
Dilansir dari BBC, Badai Gabrielle termasuk ke dalam angin topan kategori 2 yang sifatnya merusak wilayah yang dilaluinya.
Badan Meteorologi Selandia Baru saat ini telah berfokus pada wilayah Auckland yang diperkirakan akan diterjang badai Gabrielle dengan kecepatan hingga 140 kph (90 mph) atau lebih tinggi pada Minggu (12/2/2023) malam.
Baca juga: Badai Salju Jepang & Korsel, Ribuan Penumpang KA Bermalam di Gerbong, Penerbangan Pesawat Tertunda
“Kami mengimbau warga Selandia Baru untuk tetap waspada, sembari terus memperbarui informasi dari pihak berwenang setempat,” kata Badan Meteorologi Selandia Baru.
Tak hanya terancam di terjang badai Gabrielle, kota Auckland pada Januari 2023 juga telah dilanda hujan lebat yang menimbulkan banjir dan menewaskan empat orang.
Sementara itu, maskapai penerbangan Air New Zealand (ANZ) telah mengantisipasi datangnya badai Gabrielle dengan membatalkan beberapa penerbangan domestik.
“Sesuai arahan dari otoritas penerbangan terkait adanya potensi badai Gabrielle, beberapa penerbangan domestik telah kami batalkan mulai Minggu (12/2/2023) pagi. Kami meminta maaf kepada penumpang yang terdampak pembatalan ini,” kata juru bicara maskapai ANZ.
Adapun penduduk yang berada di Semenanjung Coromandel dan wilayah Tairāwhiti/Gisborne, yang juga terkena dampak hujan lebat baru-baru ini, telah diberitahu untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Ada tingkat kegugupan dan kecemasan terkait badai yang akan datang ini," kata Len Salt walikota distrik Thames-Coromandel, dalam sebuah wawancara dengan situs berita Stuff.
"Orang-orang Coromandel cukup ulet, tetapi faktanya kita sudah bersiap dalam menghadapi badai ini,” pungkasnya.