Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Turki Keluarkan Surat Penahanan Terhadap Kontraktor Bangunan Pascagempa Turki-Suriah

Pejabat Turki memerintahkan untuk menahan dan mengeluarkan surat penahanan terhadap 131 orang yang terlibat dalam pembangunan gedung.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Turki Keluarkan Surat Penahanan Terhadap Kontraktor Bangunan Pascagempa Turki-Suriah
AFP/-
Pemandangan dari udara ini menunjukkan bangunan yang runtuh selama pencarian penyelamatan yang sedang berlangsung di Hatay, tenggara Turki, pada 8 Februari 2023, dua hari setelah gempa kuat melanda wilayah tersebut. - Pejabat Turki mengeluarkan surat penahanan terhadap 131 orang yang diduga bertanggung jawab atas kerusakan akibat gempa di Turki-Suriah. 

Tim penyelamat telah kewalahan oleh kerusakan luas yang berdampak pada jalan dan bandara, membuatnya semakin sulit untuk berpacu dengan waktu.

Erdogan mengakui awal pekan ini bahwa tanggapan awal terhambat oleh kerusakan yang luas.

Baca juga: Pemerintah Indonesia Kirim Tim Medis dan Logistik Tahap Awal untuk Korban Gempa Turki-Suriah

Dia mengatakan daerah yang paling parah terkena dampak berdiameter 500 kilometer dan merupakan rumah bagi 13,5 juta orang di Turki.

Selama tur ke kota-kota yang rusak akibat gempa pada Sabtu, Erdogan mengatakan bencana dengan skala seperti ini jarang terjadi, dan sekali lagi menyebutnya sebagai "bencana abad ini".

Jendela Waktu 72 Jam Pertama jadi Kunci Penyelamatan

Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda tenggara negara itu, pada 7 Februari 2023. - Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban selamat yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk. (Photo by Adem ALTAN / AFP)
Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda tenggara negara itu, pada 7 Februari 2023. - Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban selamat yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk. (Photo by Adem ALTAN / AFP) (AFP/ADEM ALTAN)

Manajer Unit Medis untuk Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres atau MSF), Dr Evgenia Zelikova mengatakan, 48-72 jam pertama setelah gempa bumi adalah jendela penting untuk menarik korban selamat dari bawah reruntuhan.

"Seiring berjalannya waktu, akan ada lebih sedikit kasus yang selamat," kata Zelikova, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Update Gempa Turki dan Suriah: Lebih dari 28.000 Orang Tewas, Penjarahan Meluas di Kota

Berita Rekomendasi

"Tim kami yang bekerja di barat laut Suriah di rumah sakit mulai melihat semakin sedikit kasus orang yang selamat setelah 72 jam," lanjutnya.

Berada di bawah cuaca dingin dalam jangka waktu yang lama, lanjutnya, adalah faktor terbesar dalam kehilangan darah dan suhu tubuh yang akan berdampak pada kemungkinan bertahan hidup.

Zelikova mengatakan, perhatian utama dari segi kesehatan adalah situasi epidemiologis, cuaca dingin, infrastruktur yang hancur sebagian, penyakit yang terbawa air, akses ke perawatan kesehatan bagi mereka yang menderita penyakit kronis, dan kesehatan mental.

"Penduduk Suriah di barat laut sudah berisiko tinggi (kesehatan mental yang memburuk) karena krisis yang berkepanjangan dan kondisi yang sulit, dan tentu saja peristiwa traumatis seperti itu dapat meningkatkan kerentanan mereka lebih jauh," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas