AS Temukan Ratusan Antena yang Diduga untuk Curi Data di Balon Mata-Mata China
Balon udara yang diduga sebagai balon mata-mata China berisikan ratusan antenna atau sensor panel pencuri data menurut keteragan resmi Pemerintah AS.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Departemen Luar Negeri Amerika menyatakan, balon udara yang diduga sebagai balon mata-mata China, berisikan ratusan antenna atau sensor panel pencuri data.
Isi tersebut terungkap setelah jet tempur Lockheed Martin F-22 Raptor menembakkan rudal ke arah badan balon, usai melakukan serangkaian analisis yang mendalam pada puing-puing balon.
Pemerintah AS menjelaskan, balon mata-mata itu memuat banyak antena yang mampu mengumpulkan data milik sinyal intel musuh.
Menurut mereka, antena-antena tersebut juga dirancang untuk mencegat komunikasi sensitif, bahkan antena yang tersemat dalam balon dapat menunjukkan lokasi perangkat komunikasi musuh dengan tepat dan akurat.
Kemampuan tersebut didapat lantaran balon raksasa itu tersemat sebuah sensor canggih yang dapat merekam sistem data musuh.
“Itu memiliki banyak antena dilengkapi dengan panel surya yang cukup besar untuk menghasilkan daya yang diperlukan untuk mengumpulkan dan menemukan komunikasi secara geografis.” Kata pejabat AS.
Tak lama setelah AS mengungkap isi balon tersebut, Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menggelar konferensi pers dengan menyatakan masuknya balon ke wilayah udara AS tidak disengaja dan tidak terduga.
“China dengan tegas menentang dan menyesalkan ini,” jelas Ning.
Baca juga: Amerika Serikat Blacklist Enam Perusahaan China Terkait Insiden Balon Mata-mata
Meski begitu pejabat AS tetap menganggap balon milik pemerintah China sebagai mata – mata udara yang bertugas melakukan pencurian data intelijen berupa informasi terkait pangkalan Amerika dan operasi militer sekutu, seperti yang dikutip dari Al Jazeera.
"Kami tahu bahwa mereka mau mengintai kawasan strategis, termasuk beberapa basis strategis kami di kontinental AS," ujar sekretaris media Pentagon, Pat Ryder.
Beredarnya balon China diatas kawasan udara AS bukanlah kali pertama, sejak era Presiden Donald Trump balon China diketahui berulang kali mengudara di teritori AS. Selanjutnya, di era Joe Biden, balon tersebut kembali memasuki langit AS.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden: Balon Mata-mata China Bukan Pelanggaran Keamanan Besar
Balon tersebut sempat berhari–hari mengudara di atas laut lepas pantai AS dan dianggap mengganggu aktivitas penerbangan di tiga bandara terbesar di wilayah South Carolina, yakni Bandara Wilmington, Myrtle Beach dan Charleston.
Pada akhir pekan kemarin, balon itu ditembak jatuh sekitar 6 mil dari dari Pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia menggunakan jet Lockheed Martin F-22 Raptor.
Baca juga: Angkatan Laut AS Rilis Foto Balon Mata-mata China yang Ditembak Jatuh di Laut
Atas insiden tersebut kini hubungan geopolitik antara AS dan China semakin memanas, keduanya terang – terangan mulai bersaing secara intensif terutama di bidang teknologi senjata.