Pemimpin Wagner Rusia Akui Bentuk IRA untuk Intervensi Pemilu AS dan Cegah Propaganda Barat
Pemimpin Wagner Rusia akui bentuk IRA demi cegah propaganda Barat yang anti-Rusia. Sebelumnya, IRA pernah mengintervensi Pemilu Presiden AS pada 2016.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kepala perusahaan militer swasta Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengakui telah mendirikan Internet Research Agency (IRA).
IRA adalah sebuah peternakan troll terkenal yang telah ikut campur dalam pemilihan Amerika Serikat (AS).
"Saya tidak pernah hanya menjadi pemodal Badan Riset Internet (IRA). Saya menciptakannya, saya membuatnya, saya menjalankannya untuk waktu yang lama," kata Prigozhin, Selasa (14/2/2023).
Ia mengakui telah mengatur IRA untuk melindungi ruang informasi Rusia dari propaganda Anti-Rusia dan agresif oleh Barat.
IRA diketahui berbasis di St. Petersburg, yang telah menjadi organisasi bayangan, dikutip dari The Moscow Times.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Pemimpin NATO Bertemu di Brussels - Wagner Buat Kemajuan di Sekitar Bakhmut
Menurut FBI, IRA melakukan kampanye disinformasi besar-besaran untuk mempengaruhi hasil pemilihan presiden AS pada tahun 2016.
Pada Februari 2021, FBI mengumumkan sedang mencari Prigozhin atas dugaan konspirasi untuk menipu Amerika Serikat, mencampuri urusan dalam negeri AS.
FBI menawarkan hadiah uang tunai hingga $250.000 untuk informasi yang dapat mengarah pada penangkapan Yevgeny Prigozhin.
"Saya bereaksi dengan senang hati," kata Prigozhin dalam pernyataannya di Telegram.
Departemen Keuangan AS memberikan sanksi kepada IRA pada tahun 2018, dikutip dari CNN Internasional.
Baca juga: Vladimir Putin Dilaporkan Tarik Pasukan Grup Wagner dari Ukraina, Khawatir Kremlin akan Dikudeta
AS menuduh IRA telah menciptakan dan mengelola sejumlah besar persona online palsu yang menyamar sebagai orang AS yang sah untuk memasukkan organisasi akar rumput, kelompok kepentingan, dan partai politik negara bagian di media sosial.
“Melalui kegiatan ini, IRA memposting ribuan iklan yang menjangkau jutaan orang secara online," kata Departemen Keuangan AS.
Selain itu, IRA juga mengorganisir dan mengoordinasikan demonstrasi politik menjelang pemilu 2016, sambil menyembunyikan identitas Rusia-nya.
Selanjutnya, IRA secara tidak sah menggunakan informasi identitas pribadi dari orang-orang AS untuk membuka rekening keuangan guna membantu mendanai operasi IRA.
Baca juga: Rusia Libatkan 300 Prajuritnya untuk Evakuasi Korban Gempa Bumi di Suriah