Terlalu Bersemangat Pasok Ribuan Arteri Perang ke Ukraina, NATO Pening Stok Senjata Menipis
Sebanyak 10.000 peluru artileri yang dipasok ke Kiev telah menguras persediaan (peluru) Barat.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL – Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO harus memutar otak memulihkan pasokan arteri perang negara-negara Barat yang kian menipis, akibat terlalu banyak memasok senjata untuk pasukan ke Ukraina yang berperang menghadapi Rusia.
“Sebanyak 10.000 peluru artileri yang dipasok ke Kiev telah menguras persediaan Barat dan membuka lubang rantai pasokan. Beberapa negara akan kehabisan amunisi dalam beberapa hari," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Bantuan senjata yang ditawarkan negara Barat pada Ukraina selama invasi, awalnya dimaksudkan untuk mendorong Ukraina agar selangkah lebih maju dalam menghadapi gempuran Rusia.
Namun belakangan ini bantuan tersebut justru memicu masalah baru bagi para anggota NATO. Banyak dari mereka mulai merasakan krisis senjata usai membantu Ukraina dengan mengirim ribuan alutsista seperti tank, peluru, dan rudal.
Dalam pertemuan yang digelar pada awal pekan kemarin, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjelaskan krisis yang dialami Barat mulai terjadi sejak presiden Ukraina Zelensky menggenjot impor amunisi berkali-kali lipat lebih tinggi pada para produsen senjata Barat.
Sayangnya permintaan tersebut berbanding terbalik dengan tingkat produksi, hingga sejumlah negara Barat kesulitan dalam meningkatkan target persediaan senjata.
Salah seorang pejabat dari pertahanan dan keamanan Eropa mengungkap kekhawatiran serius tentang banyaknya amunisi yang tidak dapat diproduksi dalam waktu dekat.
“Itu adalah sesuatu yang kita semua ketahui, namun tidak tahu harus berbuat apa," kata pejabat senior pemerintah dari kekuatan militer utama Eropa
Baca juga: Rusia Terus Gempur Bakhmut, NATO Pertimbangkan Pasok Lebih Banyak Senjata ke Ukraina
Keluhan serupa juga dilontarkan Amerika Serikat selaku pemasok senjata terbesar sekaligus eksportir alutsista terbesar di dunia, dalam pengumumannya para pejabat Gedung Putih mengaku kesulitan untuk memulihkan stok persenjataan militernya usai membantu Kyiv.
Tak diketahui angka pasti terkait berapa sisa senjata yang saat ini dimiliki masing-masing negara Barat di gudang senjata mereka.
Namun melansir dari Reuters sebelum invasi Rusia menyerang Ukraina, banyak negara NATO yang sebenarnya telah gagal memenuhi target penimbunan senjata aliansi.
Baca juga: NATO Ragukan Inggris Bisa Gantikan Jerman, Pimpin Pasukan Reaksi Cepat dan Hadapi Rusia
Hanya demi menggenjot pasokan amunisi yang lebih tinggi untuk kemenangan Ukraina, puluhan negara Barat berbondong – bondong mengirimkan senjata canggih untuk militer Kiev di medan perang.
Pemulihan Produksi Alutsista
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.