Terlalu Bersemangat Pasok Ribuan Arteri Perang ke Ukraina, NATO Pening Stok Senjata Menipis
Sebanyak 10.000 peluru artileri yang dipasok ke Kiev telah menguras persediaan (peluru) Barat.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Beragam cara kini mulai ditempuh para anggota NATO untuk memulihkan cadangan senjatanya, diantaranya dengan memperbarui target pembelanjaan pertahanan untuk menggenjot percepatan produksi.
Sejauh ini sejumlah negara Barat telah menyepakati kenaikkan anggaran pembelanjaan di sektor pertahanan sebesar 2 persen dari PDB masing-masing anggota negara NATO.
Baca juga: Rusia Desak NATO Adakan Pertemuan Darurat Terkait Ledakan Pipa Nord Stream
Sejumlah sekutu NATO seperti AS, Prancis, dan Jerman saat ini diketahui tengah fokus menggelar kesepakatan baru dengan para produsen amunisi untuk meningkatkan target persediaan senjata.
Meski cara ini tak dapat meningkatkan pasokan senjata Barat dalam waktu dekat, namun dengan sederet langkah tersebut Stoltenberg mengklaim stok senjata di gudang Eropa bisa kembali pulih.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperkirakan Ukraina akan melancarkan serangannya sendiri terhadap Rusia pada musim semi dan sekutu Kyiv bekerja untuk memastikan mereka memiliki baju besi, daya tembak dan logistik untuk membuat serangan itu efektif.
"Ukraina memiliki persyaratan mendesak untuk membantunya memenuhi momen penting ini dalam perjalanan perang. Kami yakin akan ada peluang bagi mereka untuk melakukan inisiatif," kata Austin pada pertemuan menteri pertahanan NATO dan sekutu Ukraina lainnya, guna membahas opsi untuk lebih banyak mengirim bantuan militer.
"Kremlin masih bertaruh bisa menunggu kita, tapi satu tahun lagi kita bersatu seperti sebelumnya. Tekad bersama itu akan membantu mempertahankan momentum Ukraina di minggu-minggu penting mendatang," sambungnya,
Bantuan Militer
Selain tank tempur, Ukraina juga sangat membutuhkan jet tempur dan rudal jarak jauh sesegera mungkin untuk menghentikan serangan baru Rusia dan membantu membalikkan keadaan melawan daya tembak Moskow yang jauh lebih unggul.
Sebelum pertemuan itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan tidak ada tanda-tanda Putin sedang mempersiapkan perdamaian.
"Apa yang kita lihat adalah kebalikannya, dia bersiap untuk lebih banyak perang, untuk ofensif baru dan serangan baru," katanya kepada wartawan.
Kremlin, yang menyebut invasi itu sebagai "operasi militer khusus" untuk menghilangkan ancaman keamanan, mengatakan NATO menunjukkan permusuhannya terhadap Rusia setiap hari dan semakin terlibat dalam konflik tersebut.
Kyiv dan sekutunya menyebut tindakan Rusia sebagai perampasan tanah yang tidak beralasan.
Militer Ukraina mengatakan pasukannya telah menangkis serangan di lima permukiman di Luhansk dan enam di Donetsk, termasuk di sekitar Bakhmut, selama 24 jam terakhir pada Selasa. Mereka juga memukul balik serangan di sebuah kota di wilayah Kharkiv, yang berbatasan dengan Rusia di timur laut Ukraina, katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.