Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rentetan Serangan Rudal Rusia Hujani Fasilitas Infrastruktur Ukraina

Rusia luncurkan serangan rudal besar-besaran terhadap fasilitas infrastruktur kritis di Ukraina semalam hingga Kamis, menembakkan sedikitnya 32 rudal

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Rentetan Serangan Rudal Rusia Hujani Fasilitas Infrastruktur Ukraina
CNN
Rusia meluncurkan serangan rudal besar-besaran terhadap fasilitas infrastruktur kritis di Ukraina semalam hingga Kamis, menembakkan sedikitnya 32 rudal. 

TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Udara Ukraina mengatakan dalam unggahan di Telegram bahwa rentetan serangan rudal Rusia menghantam fasilitas infrastruktur Kota Kyiv.

"Rusia meluncurkan serangan rudal besar-besaran terhadap fasilitas infrastruktur kritis di Ukriana semalam (Rabu, 15/2/2023) hingga Kamis (16/2/2023)," papar unggahan tersebut.

Dikatakan Moskow menembakkan sedikitnya 32 rudal ke Ukraina.

"Setidaknya 16 rudal dihancurkan oleh pertahanan udara Ukraina," tambah unggahan Telegram tersebut.

"Sayangnya, beberapa rudal jelajah Kh-22 mencapai target mereka, menghantam infrastruktur kritis," jelas unggahan itu.

Dikutip CNN, Kepala Staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak mengatakan Rusia juga meluncurkan drone dalam serangan semalam.

Baca juga: Rusia Klaim Tembus 2 Garis Pertahanan Kyiv, Ukraina: Mereka Melakukan Serangan Sepanjang Waktu

"Sayangnya, terjadi serangan di Utara dan Barat Ukraina, serta di wilayah Dnipropetrovsk dan Kirovohard," jelas Yermak.

Berita Rekomendasi

"Pertahanan udara Ukraina berhasil mengatasi sebagian besar rudal dan UAV musuh," tuturnya.

Serangan di Lviv

Kepala administrasi militer regional Lviv, Maksym Kozyskyy mengatakan dalam sebuah unggahan Telegram bahwa sebuah fasilitas infrastruktur penting di Lviv terkena serangan Rusia pada Kamis (16/2/2023).

Tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam agresi terssebut.

"Terjadi kebakaran tetapi sudah padam," imbuhnya.

Baca juga: 6 Balon Mata-mata Rusia Ditembak Jatuh di Kota Kyiv Ukraina, Disebut Gantikan Drone Pengintai

Rusia meluncurkan serangan rudal besar-besaran terhadap fasilitas infrastruktur kritis di Ukraina semalam hingga Kamis, menembakkan sedikitnya 32 rudal.
Rusia meluncurkan serangan rudal besar-besaran terhadap fasilitas infrastruktur kritis di Ukraina semalam hingga Kamis, menembakkan sedikitnya 32 rudal. (CNN)

Serangan di apartemen Pokrovsk

Lebih jauh, otoritas lokal Ukraina mengatakan tiga orang tewas dan 11 lainnya terluka pada Rabu (15/2/2023) malam dalam serangan Rusia di kota Pokrovsk di wilayah timur Donetsk.

Satu di antara warga sipil yang terluka parah masih dirawat di rumah sakit.

"Empat gedung bertingkat dan sebuah sekolah rusak akibat serangan itu," jelas Kepala Administrasi militer wilayah Donetsk, Pavlo Kyrylenko dalam unggahan Telegram.

"Operasi penyelamatan di gedung yang dihancurkan Rusia telah berakhir," jelasnya.

Dalam sebuah video yang dibagikan oleh administrasi militer Donetsk, seorang wanita mengatakan suaminya meninggal di dapur apartemen mereka.

Baca juga: Muncul Tuntutan Penyelidikan Atas Perlakuan Diskriminatif Ukraina terhadap Minoritas Hungaria

Sedikitnya 14 penghuni gedung memutuskan mengungsi dari wilayah Donetsk.

Sisanya memilih tetap tinggal di Pokrovsk, kata otoritas lokal.

Staf Umum Ukraina mengatakan pasukan Rusia meluncurkan 28 serangan Sistem Roket Peluncuran Berganda pada infrastruktur sipil di wilayah Donetsk dan wilayah Kherson.

Wagner hadapi situasi sulit di Ukraina

Sementara itu, Guardian melaporkan, pemimpin Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin mengakui kelompok tentara bayarannya menghadapi situasi sulit di Ukraina.

"Jumlah unit Wagnet akan berkurang," ucapnya.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-357, AS: Moskow Kalah Secara Strategis, Operasional, dan Taktis

Pengusaha Yevgeny Prigozhin menunjukkan kepada Vladimir Putin pabrik makan siang sekolahnya di luar Saint Petersburg pada tanggal 20 September 2010.
Pengusaha Yevgeny Prigozhin menunjukkan kepada Vladimir Putin pabrik makan siang sekolahnya di luar Saint Petersburg pada tanggal 20 September 2010. (ALEXEY DRUZHININ / SPUTNIK / AFP)

"Kami juga tidak akan dapat menjalankan lingkup tugas yang kami targetkan," bebernya.

Pernyataan Prigozhin sesuai dengan semakin banyaknya bukti bahwa pengaruh politiknya di Kremlin semakin berkurang.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas