Kerugian Akibat Topan Gabrielle Mencapai 8 Miliar Dolar AS, Selandia Baru Umumkan Paket Dana Darurat
Polisi Selandia Baru telah mengonfirmasi 11 kematian akibat topan tersebut, sebagian besar korban berada di Hawke's Bay di Pulau Utara.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Pemerintah Selandia Baru mengumumkan paket dana darurat untuk membantu upaya pemulihan akibat Topan Gabrielle, pada Senin (20/2/2023).
Dilansir dari Reuters, pemerintah Selandia Baru mengungkapkan kerugian akhir akibat Topan Gabrielle, yang telah menewaskan sedikitnya 11 orang, dapat meningkat di atas 8 miliar dolar AS.
Topan Gabrielle menghantam wilayah paling utara Pulau Utara, Selandia Baru, pada 12 Februari dan menyusuri pantai timur, sehingga menyebabkan kerusakan yang meluas. Perdana Menteri Chris Hipkins menyebut Topan Gabrielle sebagai bencana alam terbesar Selandia Baru di abad ini.
Baca juga: Polisi Selandia Baru Lanjutkan Pencarian Korban Topan Gabrielle, 2.500 Orang Hilang Kontak
"Investasi yang diperlukan untuk menghubungkan kembali komunitas kita dan infrastruktur negara kita yang tahan masa depan akan menjadi signifikan dan akan membutuhkan keputusan yang sulit," kata Hipkins pada konferensi pers yang mengumumkan paket bantuan darurat senilai 300 juta dolar Selandia Baru atau sekitar 187,08 juta dolar AS
Sebelumnya, Menteri Keuangan Grant Robertson mengatakan total biaya yang harus dikeluarkan pemerintah bisa serupa dengan biaya yang dihabiskan untuk membangun kembali Christchurch setelah gempa dahsyat melanda pada 2011, yaitu sebesar 13,5 miliar dolar Selandia Baru atau 8,42 miliar dolar AS.
Paket dukungan awal untuk sementara menyediakan 250 juta dolar Selandia Baru untuk memperbaiki jalan rusak di seluruh wilayah yang terkena bencana, dan bantuan darurat sebesar 50 juta dolar Selandia Baru yang disisihkan untuk pelaku bisnis dan produsen utama. Lebih banyak bantuan dan dana pembangunan yang diperkirakan akan diberikan pemerintah.
Hipkins juga memperpanjang keadaan darurat nasional, yang diumumkan minggu lalu, selama seminggu lagi untuk membantu upaya pemulihan dan penyaluran bantuan.
Polisi Selandia Baru telah mengonfirmasi 11 kematian akibat topan tersebut, sebagian besar korban berada di Hawke's Bay di Pulau Utara. Smentara sekitar 2.200 orang masih belum ditemukan.
Komisaris polisi Selandia Baru Andrew Coster mengatakan jumlah kematian kemungkinan akan meningkat, dan kesulitan komunikasi menghambat upaya untuk melakukan kontak dengan orang-orang yang terkena dampak topan tersebut.
Selandia Baru telah mengerahkan 60 satelit Starlink, yang dibangun oleh SpaceX milik Elon Musk, dengan 30 lainnya sedang dalam perjalanan, untuk menunjang jaringan telekomunikasi karena sekitar 15.000 orang di Pulau Utara hidup tanpa listrik.
Upaya pemulihan terus dilakukan dengan tim pencarian dan penyelamat yang masih bekerja di daerah yang rusak akibat Topan Gabrielle. Sementara listrik dan telekomunikasi tetap padam di beberapa rumah.
Jalan-jalan juga ditutup dan orang-orang melaporkan masalah mengenai kesulitan mendapatkan uang tunai.