Populer Internasional: Menteri Luar Negeri AS dan China Bertemu - Korban Gempa Turki Mencapai 46.000
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya pertemuan perwakilan AS dan China setelah insiden balon mata-mata hingga update gempa Turki.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Menteri Luar Negeri AS dan pejabat kementerian luar negeri China bertemu untuk pertama kalinya semenjak insiden balon mata-mata yang terbang di wilayah AS.
Sementara itu, AS melalui Wakil Presiden Kamala Harris mengeluarkan pernyataan bahwa Rusia melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Soal gempa di Turki dan Suriah beberapa waktu lalu, korban meninggal dunia kini sudah mencapai 46 ribu orang.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Antony Blinken dan Wang Yi Bertemu di Munich, AS Peringatkan agar China Tidak Membantu Rusia
Baca juga: Menlu AS Antony Blinken Akhirnya Bertemu Diplomat Top China Wang Yi Usai Insiden Balon Mata-mata
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, memperingatkan timpalannya dari China, Wang Yi agar Beijing tidak memberikan dukungan terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Blinken juga mengecam insiden balon mata-mata China yang terbang di atas wilayah udara Amerika Serikat beberapa hari lalu.
Diplomat top kedua negara itu bertemu selama KTT Munich pada Sabtu (18/2/2023) malam.
Dalam sebuah wawancara yang dijadwalkan tayang pada Minggu (19/2/2023) pagi di acara NBC News "Meet the Press with Chuck Todd", Blinken mengaku Amerika prihatin bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan tanpa batas kepada Rusia.
Blinken menuturkan kepada Wang, bahwa sikap tersebut akan menimbulkan konsekuensi serius dalam hubungan AS-China.
"Ada berbagai jenis bantuan yang setidaknya mereka pertimbangkan untuk diberikan, termasuk senjata," papar Blinken.
Guardian melaporkan, Wang Yi mengumumkan China akan meluncurkan inisiatif perdamaian pada peringatan perang Rusia di Ukraina pada 24 Februari 2023 mendatang.
Wang Yi mengaku sudah berkonsultasi dengan Jerman, Italia, dan Prancis mengenai proposalnya.