Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemenang Nobel Perdamaian asal Belarusia Ales Bialiatski Dijatuhi Hukuman 10 Tahun Penjara

Belarus memenjarakan aktivis pemenang Nobel Ales Bialiatski. Ia dijatuhi hukuman 10 tahun sebagai bagian dari pembersihan lawan Lukashenko.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Pemenang Nobel Perdamaian asal Belarusia Ales Bialiatski Dijatuhi Hukuman 10 Tahun Penjara
Vitaly PIVOVARCHIK / BELTA / AFP
Pemenang Hadiah Nobel Ales Bialiatski terlihat di ruang terdakwa di ruang sidang di Minsk pada 05 Januari 2023. Ia dijatuhi hukuman 10 tahun sebagai bagian dari pembersihan lawan Lukashenko. 

TRIBUNNEWS.COM - Aktivis pro-demokrasi Belarusia, pemenang penghargaan Nobel Perdamaian Ales Bialiatski (60) dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, menurut kelompok HAM Viasna dilansir Euro News.

Ales Bialiatski ditahan pada Juli 2022 lalu dan didakwa menyelundupkan uang tunai ke Belarusia untuk mendanai kegiatan kelompoknya.

Namun, hukuman itu dipandang luas sebagai upaya pembersihan lawan-lawan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang melakukan protes pada tahun 2020 untuk menentang pemerintahannya, The Guardian melaporkan.

Pemimpin oposisi utama Sviatlana Tsikhanouskaya menyebut hukuman itu "ketidakadilan yang memalukan"

"Ales telah mengabdikan hidupnya untuk melawan tirani," kata Tsikhanouskaya.

"Dia adalah pahlawan sejati Belarus & akan dihormati lama setelah diktator dilupakan."

Baca juga: Pemenang Nobel Perdamaian Rusia Diminta Kembalikan Penghargaannya

Bialiatski dijatuhi hukuman penjara bersama sesama 2 aktivis HAM lainnya, yakni Valiantsin Stefanovic yang menerima hukuman penjara 9 tahun, dan Uladzimir Labkovich yang mendapat hukuman 7 tahun.

Berita Rekomendasi

Reaksi Komisi Eropa

Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan kepada Euronews bahwa mereka mengutuk hukuman penjara bagi para aktivis.

Komisi Eropa berencana untuk mengeluarkan pernyataan resmi kemudian.

"Kami mengamati dan mengikuti dengan cermat apa yang terjadi di Belarusia dan semua represi berkelanjutan oleh rezim Lukashenko yang tidak sah terhadap lawan politik, terhadap suara-suara independen, terhadap aktivis masyarakat sipil, pembela hak asasi manusia dan media," kata seorang juru bicara.

"Kami mendukung masyarakat sipil di Belarusia."

"Kami mendukung rakyat Belarusia."

Siapakah Ales Bialiatski?

Natalia Pinchuk (kiri) atas nama suaminya, aktivis Belarusia Ales Bialiatski yang dipenjara, ketua organisasi hak asasi manusia Rusia Memorial, Yan Rachinsky (Tengah), dan ketua Pusat Kebebasan Sipil Ukraina (CCL) Oleksandra Matviichuk berpose dengan sertifikat dan medali Hadiah Nobel Perdamaian selama upacara penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 2022 di Balai Kota di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember 2022.
Natalia Pinchuk (kiri) mewakili suaminya, aktivis Belarusia Ales Bialiatski yang dipenjara, ketua organisasi hak asasi manusia Rusia Memorial, Yan Rachinsky (Tengah), dan ketua Pusat Kebebasan Sipil Ukraina (CCL) Oleksandra Matviichuk berpose dengan sertifikat dan medali Hadiah Nobel Perdamaian selama upacara penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 2022 di Balai Kota di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember 2022. (JAVAD PARSA / NTB / AFP)

Baca juga: Kelompok HAM Rusia & Ukraina dan Aktivis Belarus Menangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2022

Ales Bialiatski adalah salah satu pemimpin gerakan demokrasi di Belarus pada pertengahan 1980-an.

Ia terus mengkampanyekan hak asasi manusia dan kebebasan sipil di negara otoriter itu.

Bialiatski mendirikan organisasi HAM non-pemerintah Viasna.

Ia memenangkan Right Livelihood Award, terkadang disebut sebagai “Nobel Alternatif,” pada tahun 2020.

Bialiatski ditahan menyusul aksi protes di tahun 2020 terhadap pemilihan kembali Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu dekat Vladimir Putin.

Ketika Bialiatski dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada Oktober 2022, Komite Nobel mengatakan:

"Meskipun mengalami kesulitan pribadi yang luar biasa, Bialiatski tidak menyerah satu inci pun dalam perjuangannya untuk hak asasi manusia dan demokrasi di Belarusia."

Komite Nobel mengatakan pada saat pemberian hadiah itu, bahwa mereka menyadari kemungkinan bahwa Bialiatski mungkin menghadapi pengawasan tambahan dari pihak berwenang di Belarusia.

Bialiatski adalah orang keempat yang menerima hadiah Nobel perdamaian saat berada di penjara atau tahanan, setelah Carl von Ossietzky dari Jerman pada tahun 1935, Aung San Suu Kyi dari Myanmar pada tahun 1991, dan Liu Xiaobo dari Tiongkok pada tahun 2010.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas