Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

China Sukses Damaikan Arab Saudi dengan Iran, Ini 7 Penyebab Arab Saudi & Iran Bermusuhan Selama Ini

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menyambut baik normalisasi hubungan antara Iran dan Arab Saudi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in China Sukses Damaikan Arab Saudi dengan Iran, Ini 7 Penyebab Arab Saudi & Iran Bermusuhan Selama Ini
AP Via VOA
Wang Yi, diplomat senior China (tengah), Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran dan Menteri Negara (kanan) dan Penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi Musaad bin Mohammed Al Aiban dalam pertemuan di Beijing, China, 10 Maret 2023. 

1. Agama

Perang Karbala Abad ketujuh dimana cucu Nabi Muhammad, Hussein, terbunuh. Kejadian itu dianggap sebagai permulaan perpecahan Sunni dan Syiah.

Kemungkinan faktor paling signifikan di balik persaingan adalah bahwa masing-masing negara memandang dirinya sebagai pemangku agama Islam dalam versi yang berbeda.

Muslim terpisah dalam dua kelompok utama, Sunni dan Syiah. Perpecahan berasal dari pertikaian yang terjadi tidak lama setelah meninggalnya Nabi Muhammad tentang siapa yang seharusnya memimpin umat Muslim.

Saudi adalah negara dimana terdapat dua tempat paling suci Islam, Mekkah dan Madinah, sehingga menyatakan diri sebagai 'pemimpin Sunni dunia'.

Iran memiliki penduduk Syiah terbesar dunia dan sejak revolusi Iran pada tahun 1979 menjadi 'pemimpin dunia Syiah'.

2. Geopolitik

Berita Rekomendasi

Keduanya bersaing untuk mempengaruhi negara-negara tetangganya dan juga terdapat kecurigaan tentang pengaruh Iran terhadap kelompok minoritas Syiah di Arab Saudi, di samping masyarakat Syiah di Bahrain, Irak, Suriah dan Lebanon.

Program nuklir Iran dan kemungkinan bahwa negara itu pada suatu hari akan memiliki senjata nuklir juga membuat khawatir tetangganya, terutama Arab Saudi.

3. Ideologi politik

Arab Saudi dikuasai seorang raja dan bentuk pemerintahannya adalah Islam konservatif.

Iran memiliki bentuk Islam yang lebih revolusioner dan pemimpin revolusi tahun 1979 – Ayatollah Khomeini – memandang monarki tidak sesuai dengan Islam.

Agenda berhaluan Islam Syiah radikal diluncurkan pada revolusi 1979 dipandang sebagai suatu penentangan terhadap rezim konservatif Sunni, terutama di kawasan Teluk, dan terdapat kecurigaan mendalam di dunia Arab terkait usaha Iran untuk mengekspor revolusinya ke negara-negara tetangga.

Iran sangat mendukung usaha Palestina menentang Israel dan menuduh negara-negara seperti Arab Saudi tidak memperhatikan nasib warga Palestina dan mewakili kepentingan pihak Barat.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas