Konsul Jenderal Israel di New York Mengundurkan Diri Setelah Menteri Pertahanan Gallant Dipecat
Situasi politik di Israel dinilai telah mencapai titik kritis dan perlu berada di posisi yang benar.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Konsul Jenderal Israel di New York, Amerika Serikat (AS) Asaf Zamir mengundurkan diri setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant.
Hal itu karena seruan terakhir Gallant untuk menghentikan Rancangan Undang-undang (RUU) Reformasi Peradilan yang kontroversial.
"Dengan berat hati, saya menulis kepada anda hari ini untuk memberitahu anda tentang pengunduran diri saya sebagai Konsul Jenderal Israel di New York. Situasi politik di Israel telah mencapai titik kritis dan saya merasakan rasa tanggung jawab yang mendalam dan kewajiban moral untuk membela apa yang benar," kata Zamir, dalam surat yang diposting di akun Twitternya pada hari Minggu kemarin.
Baca juga: Aksi Protes Meluas di Israel, Naftali Bennett Desak Netanyahu Hentikan RUU Reformasi Peradilan
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (27/3/2023), sebelumnya pada hari Minggu kemarin, kantor PM Netanyahu mengatakan bahwa Benjamin Netanyahu itu telah memecat Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant, yang menjadi Menteri Utama Israel pertama yang menyerukan penghentian reformasi pada Sabtu lalu.
Gallant mengatakan bahwa ada keretakan yang berkembang dalam masyarakat Israel yang juga menembus Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan badan keamanan negara karena RUU yang diinisiasi Netanyahu.
"Keputusan berbahaya hari ini untuk memecat Menteri Pertahanan, meyakinkan saya bahwa saya tidak dapat lagi mewakili pemerintahan ini. Saya semakin prihatin dengan kebijakan pemerintah baru, dan khususnya, reformasi peradilan yang dipimpinnya. Saya yakin reformasi ini merusak fondasi sistem demokrasi kita dan mengancam supremasi hukum di negara kita," tegas Zamir dalam surat pengunduran dirinya.
Yoav Gallan Dipecat
Sebelumnya Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah memecat Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallan.
Keputusan ini diambil setelah pejabat tersebut meminta pemerintah Israel menghentikan reformasi peradilan kontroversial yang memicu aksi protes besar nasional.
Pernyataan ini disampaikan kantor Perdana Menteri Israel pada hari Minggu kemarin.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memutuskan, (Minggu) malam ini, untuk memberhentikan Menteri Pertahanan Yoav Gallant," cuit kantor Netanyahu di Twitter.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (27/3/2023), Netanyahu dilaporkan memberitahu Gallant bahwa ia baru saja 'kehilangan kepercayaannya pada Menteri Pertahanannya', setelah Gallant 'mendukung pemerintah' pada Sabtu lalu selama kunjungan Netanyahu ke Inggris.
Baca juga: Sebelum Dipecat, Menhan Israel Minta Perombakan Yudisial Harus Dihentikan
"Keamanan Israel selalu dan akan tetap menjadi misi seumur hidup saya," kata Gallant di Twitter menanggapi pemecatannya.
Perlu diketahui, Gallant menjadi Menteri Utama Israel pertama yang menyerukan penghentian reformasi.
Ia menekankan bahwa ada keretakan yang tumbuh dalam masyarakat Israel yang bahkan menembus Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan badan keamanan negara karena wacana kebijakan yang diinisiasi Netanyahu ini.
Ribuan orang pun telah memprotes reformasi peradilan di Israel selama hampir 11 pekan.
Rancangan Undang-undang (RUU) yang diajukan oleh Menteri Kehakiman Yariv Levin pada Januari lalu ini, jika diadopsi, akan secara signifikan membatasi kekuasaan Mahkamah Agung (MA) Israel dan memberikan kendali kepada pemerintah pusat atas prosedur penunjukan Hakim.