Zelensky Jatuhkan Sanksi pada 33 Warga Rusia dan 225 Perusahaan, Berlaku dalam Jangka Waktu 10 Tahun
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky telah memberlakukan sanksi terhadap 33 warga negara Rusia dan 225 perusahaan, berlaku dalam jangka waktu 10 tahun.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberlakukan sanksi terhadap 33 warga negara Rusia dan 225 perusahaan, menurut keputusan yang diterbitkan di situs kepresidenan pada Sabtu (1/4/2023), lapor TASS.
Dikutip RIA, daftar tersebut diterbitkan sebagai tambahan dari keputusan Kepala Republik No. 192/2023 "Keputusan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina tanggal 1 April 2023" tentang penerapan dan amandemen ekonomi khusus pribadi dan lainnya tindakan restriktif (sanksi).
First post melaporkan sanksi berlaku dalam jangka waktu 10 tahun.
Sanksi mencakup pemblokiran aset, larangan penarikan modal dari Ukraina, penghentian pemenuhan kewajiban ekonomi dan keuangan, larangan transfer teknologi dan hak atas objek dari hak kekayaan intelektual.
Untuk periode yang sama, sanksi juga diberlakukan terhadap badan hukum.
Baca juga: Update Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-403: Utang Kyiv Tambah, IMF Siap Gelontorkan 15,6 M Dolar AS
Selain itu, Zelensky menjatuhkan sanksi terhadap mantan kepala perusahaan Motor Sich, Vyacheslav Boguslayev, serta 1.419 individu dan perusahaan dari luar negeri.
Terakhir kali pemimpin Ukraina menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan Rusia adalah pada pertengahan Maret kemarin.
Bersama dengan perusahaan ini, perusahaan dari Iran dan Uni Emirat Arab dikenai pembatasan - total 141 badan hukum dari tiga negara.
Balas pembatasan harga minyak mentah dari Barat, Rusia pangkas ekspor minyak mentah
Sebelumnya Rusia mengumumkan paket sanksi dengan memangkas ekspor minyak mentah per Maret 2023.
Menyusul keputusan tersebut, harga minyak dunia selama akhir pekan ini terus naik tajam, melonjak di atas 8 persen.
Baca juga: Prancis Yakin Hanya China yang Mampu Memberikan Kesepakatan Damai kepada Ukraina
Dikutip dari Reuters, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menyatakan, produksi minyak Moskow ke pasar global akan dipangkas sebesar 500.000 barel per hari atau sekitar 5 persen dari produksinya saat ini.
“Seperti yang dinyatakan sebelumnya, kami tidak akan menjual minyak kepada mereka yang secara langsung atau tidak langsung mematuhi prinsip-prinsip ‘pagu harga’,” kata Novak.
Dengan pemangkasan tersebut, Badan Energi Internasional yang berbasis di Paris memperkirakan total pasokan minyak Moskow pada pasar global turun menjadi 9,77 juta barel per hari pada Desember 2023.
Pemangkasan ini dilakukan Rusia sebagai balasan atas pembatasan harga minyak mentah dan produk olahan minyak Rusia yang diterapkan negara Barat sejak 5 Februari lalu.
Pembatasan awalnya dimaksudkan Barat untuk memukul pendapatan ekspor minyak mentah Moskow agar Rusia tak dapat lagi mendanai pasukan perang.
Baca juga: Rusia Berpartisipasi, Ukraina Putuskan untuk Boikot Pertandingan Kualifikasi Olimpiade Paris 2024
Namun sanksi ini justru menyerang balik negara Barat.
Pemangkasan yang dilakukan Rusia secara tidak langsung telah memicu kenaikkan harga minyak dunia selama sepekan terakhir.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)