Inggris Dukung Penggunaan Rokok Elektrik, Asosiasi Konsumen: Bukti Rendah Risiko
Pemerintah Inggris akan menawarkan tambahan insentif keuangan untuk membantu berhenti merokok.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Inggris akan mendorong satu juta orang perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif, khususnya rokok elektrik atau vape.
Sementara untuk perempuan hamil yang merokok, Pemerintah Inggris akan menawarkan tambahan insentif keuangan untuk membantu berhenti merokok.
"Kami akan menawarkan satu juta perokok sebuah bantuan baru untuk berhenti. Kami akan mendanai skema nasional ‘beralih untuk berhenti' - yang pertama di dunia," kata Menteri Kesehatan Inggris, Neil O’Brien, Selasa (11/4/2023).
Kementerian Kesehatan Inggris menargetkan negaranya untuk bebas dari rokok mulai tahun 2030.
Menanggapi hal ini, Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri, turut mendukung pemanfaatan produk tembakau alternatif bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya.
“Produk tembakau alternatif bisa mengurangi bahaya rokok karena proses pemakaiannya tidak dibakar. Rokok elektrik, misalnya, memakai sistem pemanasan sehingga risikonya bisa 90-95 persen lebih rendah daripada rokok,” jelasnya, Senin (17/4/2023).
Meski profil risikonya lebih rendah, Johan menekankan agar produk tembakau alternatif tidak disalahgunakan pada kalangan anak-anak, perempuan hamil, maupun non-perokok.
Baca juga: Masih Minim, Kajian Ilmiah Soal Tembakau Alternatif Perlu Diperbanyak
Sebab, produk hasil pengembangan teknologi dan inovasi ini dimaksudkan sebagai alternatif bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti dari kebiasannya.
Pada kesempatan berbeda, Sekretaris Jenderal Asosiasi Personal Vaporizer (APVI), Garindra Kartasasmita, mengatakan masyarakat sudah semakin paham tentang risiko kesehatan akibat merokok.
Penggunaan produk tembakau alternatif, kata Garindra, bisa membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.
Garindra mengatakan akses terhadap informasi produk tembakau alternatif yang komprehensif harus terbuka luas untuk mencegah hoaks.
“Kami berharap pemerintah lebih membuka diri dan objektif terhadap riset produk tembakau alternatif agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat,” ujar Garindra.