Sulit Cari Bantuan, Warga Sipil Terjebak di Rumah selama Perang Saudara di Sudan
Jutaan warga sipil terjebak di rumah selama Perang Saudara di Sudan yang telah berlangsung berhari-hari. Kondisi ini menyulitkan pengiriman bantuan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
![Sulit Cari Bantuan, Warga Sipil Terjebak di Rumah selama Perang Saudara di Sudan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pertempuran-semakin-sengit-di-sudan_20230418_055428.jpg)
Bentrokan yang terjadi berhari-hari ini, memperparah berbagai krisis di Sudan.
Hampir semua operasi kemanusiaan internasional telah ditangguhkan karena serangan terhadap fasilitas yang dijalankan oleh PBB dan lainnya.
Gudang dan kantor dijarah atau terjebak dalam baku tembak.
Pekerja bantuan di Kota Khartoum tidak dapat mengakses toko untuk mengirimkan pasokan medis penting ke rumah sakit, dikutip dari Guad News.
Médecins Sans Frontières (MSF), organisasi kemanusiaan medis internasional, menerima 136 pasien cedera di rumah sakit yang didukungnya di El Fasher, Darfur Utara, dalam 48 jam.
Sebelas orang kemudian meninggal karena luka-luka mereka.
Cyrus Paye, koordinator proyek MSF di El Fasher, mengatakan sebagian besar korban luka adalah warga sipil yang terjebak dalam baku tembak, termasuk banyak anak-anak yang sering mengalami luka parah.
“Rumah sakit (di sini) dengan cepat kehabisan pasokan medis untuk merawat para penyintas. Pasokan bahan bakar untuk generator rumah sakit juga habis. Tanpa pasokan vital ini, akan ada lebih banyak korban jiwa,” katanya.
"Di Khartoum, para pejuang mendorong kembali ambulans yang mencoba mengambil mayat dari jalanan atau mengangkut orang yang terluka ke rumah sakit," kata MSF.
Banyak lingkungan di Kota Khartoum mati listrik pada hari keempat, yang mengganggu pasokan air dan komunikasi.
Pertempuran tersebut telah memperparah krisis ekonomi yang akut, dengan melonjaknya harga makanan pokok seperti tepung, beras, dan minyak goreng.
“Sejak kemarin, harga barang-barang di pasar di sini naik dan dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan,” kata seorang pekerja bantuan yang bermarkas di Al-Qadarif, 400 km sebelah tenggara Khartoum.
“Bank tutup dan dengan rusaknya hukum dan ketertiban, ada kekhawatiran bahwa kejahatan akan meningkat," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Perang Saudara di Sudan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.