Cerita Nelayan Indonesia Terdampar di Pulau Terpencil Australia, Makan Ikan Mentah & Minum Air Laut
Rama yang berenang di laut menggunakan wadah air plastik selama 30 jam itu akhirnya melihat daratan dan menuju ke sana.
Editor: Hasanudin Aco
Makan ikan mentah
Menurut laporan yang diterima Kepala Desa Papela, Sugiarto, 11 nelayan itu bertahan hidup selama enam hari di pulau pasir Bedwell dengan mengonsumsi ikan mentah.
Sebelumnya diberitakan bahwa mereka bertahan hidup tanpa makanan dan minuman.
Nusiaga Putri - Fungsi Protokol dan Konsuler Konsulat RI di Darwin, yang baru saja menemui para nelayan pada Kamis (20/04) - mengatakan para nelayan bertahan dengan makan ikan.
“Dan air yang diminum adalah air laut. Kalau bosan minum air laut, mereka berendam di laut,” kata Nusi kepada BBC News Indonesia.
Saat ini, kondisi 11 nelayan itu dinyatakan “sehat” dan “sudah bisa menghubungi keluarga masing-masing".
Bagaimana mereka diselamatkan?
Ke-11 nelayan itu pertama kali terdeteksi oleh pesawat patroli Pasukan Perbatasan Australia (ABF), pada Senin (17/04), dalam operasi pengawasan yang dilakukan beberapa hari setelah Siklon Tropis Ilsa menghantam barat laut Australia pada pekan lalu.
Kemudian, ABF memberi tahu Otoritas Keamanan Maritim Australia (AMSA) untuk menyelidikinya.
AMSA menemukan kamp darurat dan memanggil tim darurat dari PHI Aviation.
Pada Senin sore, PHI Aviation mengirim helikopter dari Broome, Australia Barat, untuk mengevakuasi para nelayan.
Pakar SAR PHI Aviation, Gordon Watt, mengatakan fakta bahwa para nelayan itu bisa bertahan begitu lama adalah hal yang “luar biasa”.
Siklon Tropis Ilsa memiliki kekuatan kategori 5, dengan kecepatan angin yang mencetak rekor baru. Siklon itu disebut-sebut sebagai yang terkuat dalam 12 tahun terakhir.