Taliban Bunuh Pemimpin ISIS-K yang Rencanakan Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul
Dalang di balik peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Bandara Kabul pada tahun 2021 lalu oleh ISIS-K, berhasil dibunuh oleh Taliban.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Di antara korban adalah dua warga negara Inggris dan anak seorang warga negara Inggris, kata pemerintah Inggris saat itu.
AS melakukan serangan pesawat tak berawak di Kabul beberapa hari kemudian, mengatakan telah menargetkan seorang pembom bunuh diri.
Baca juga: Blinken dan Guterres Bahas Larangan Taliban terhadap Wanita yang Bekerja untuk PBB
Operasi Taliban
AS tidak diberitahu tentang kematian pemimpin ISIS oleh Taliban.
Hal tersebut dikarenakan serangan ini dilakukan oleh Taliban sendiri, tanpa ada campur tangan AS.
"Ini adalah operasi Taliban. Kami tidak melakukannya bersama-sama dengan mereka atau semacamnya," kata salah seorang pejabat AS, dikutip dari CBS.
Undang-undang AS melarang kerja sama militer dan pembagian intelijen militer dengan Taliban.
Baca juga: PBB Sebut Staf Perempuannya Dilarang Bekerja oleh Taliban
Ditanya mengapa pemerintah AS yakin bahwa ini adalah orang yang bertanggung jawab atas pengeboman itu, dan bagaimana penentuan itu dibuat, pejabat tersebut mengatakan dia tidak dapat memberikan perincian lebih lanjut.
Kabar kematian pemimpin ISIS datang setelah Presiden AS, Joe Biden mengumumkan kampanye pemilihan ulang di 2024.
Pada tahun 2020, Biden berkampanye dengan sumpah untuk mengakhiri perang di Afghanistan, tetapi juga menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang mampu memulihkan kompetensi manajemen pemerintah dan urusan luar negeri AS.
Para pejabat administrasi menolak anggapan bahwa waktu pengumuman bertepatan dengan rencana pemilihan kembali Presiden.
Cheryl Rex, ibu dari Marine Lance Kopral Dylan Merola, mengatakan insiden itu membuatnya mempertanyakan identitas individu yang terbunuh.
Baca juga: Masih Jadi Negara Endemik Polio, Kemenkes Taliban Luncurkan Program Vaksinasi Tahunan di Afghanistan
"Mereka telah memberi tahu kami sebelum mereka membunuh orang yang bertanggung jawab, dan kemudian ketika mereka kembali dengan laporan mengatakan itu adalah warga sipil dengan anak-anaknya," kata Rex.
"Saya ingin melihat mereka dipenjara. Mereka menghadapi 13 tuduhan pembunuhan," lanjutnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.