Rusia Gempur Garis Depan Ukraina di Bakhmut, Zelensky Imbau Pasukannya Menarik Diri Jika Terancam
Pasukan Rusia menggempur kota Bakhmut, titik fokus berbulan-bulan dari upaya mereka untuk merebut kawasan industri Donbas Ukraina timur.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia menggempur kota Bakhmut, titik fokus berbulan-bulan dari upaya mereka untuk merebut kawasan industri Donbas Ukraina timur.
Dikutip Reuters, staf umum angkatan bersenjata Ukraina dalam sebuah laporan di Facebook mengonfirmasi hal yang sama.
Setidaknya selusin daerah diserang Rusia.
Namun ada laporan yang mengatakan pasukan Rusia gagal maju ke dua desa di barat laut.
Gubernur wilayah Ukraina selatan Mykolaiv, Vitaliy Kim mengatakan rudal Rusia telah menghantam sebuah gedung apartemen dan rumah pribadi di kota dengan nama yang sama.
"Satu orang tewas dan 15 lainnya luka-luka," tulis Kim di aplikasi perpesanan Telegram.
Baca juga: Serangan Balasan Makin Dekat, Ukraina Harapkan Unggul dalam Pertempuran di Kherson
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan medan perang.
Militer Ukraina bersumpah untuk mempertahankan kota yang dulunya berpenduduk 70.000 jiwa tersebut.
Meski demikian, Presiden Volodymyr Zelensky menyarankan agar pasukannya menarik diri jika terancam pengepungan.
Kuasai 80 persen wilayah
Dilansir US News, kelompok tentara bayaran Wagner Rusia telah mempelopori banyak kemajuan ke Bakhmut dan pendirinya, Yevgeny Prigozhin, sekutu Presiden Vladimir Putin, mengatakan bulan ini bahwa pasukannya menguasai 80 persen kota.
"Hari ini, unit musuh yang terlatih dengan baik telah dilemparkan ke Bakhmut ... Serangan balasan oleh Ukraina tidak dapat dihindari," Prigozhin mengatakan dalam sebuah pesan video pada Rabu (26/4/2023).
Seorang kritikus Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Prigozhin mengatakan pasukannya "akan maju dengan biaya berapa pun, hanya untuk menghancurkan tentara Ukraina dan mengganggu serangan mereka."
Militer Ukraina tidak mengomentari serangan balasan baru untuk membangun kemajuan yang dilakukan tahun lalu untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia di timur laut dan selatan.
Baca juga: Sulit Akhiri Perang, Rusia sebut Tuntutan Perdamaian Ukraina Tidak Realistis