Rusia Kembali Targetkan Ibu Kota Kyiv dan Kota Lainnya di Ukraina, Setidaknya 12 Orang Tewas
Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran di ibu kota Kyiv, setidaknya 12 orang tewas dan beberapa orang terluka.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Ia kemudian diangkat sebagai wakil menteri pertahanan Rusia yang bertanggung jawab atas logistik dan perbekalan pada September 2022.
Pemecatannya dilaporkan oleh blogger militer Rusia, Alexander Sladkov, dan oleh situs berita RBC.
Baca juga: Mengapa Grup Tentara Bayaran Wagner Rusia Ada di Sudan? Apa Hubungannya dengan Perang di Ukraina?
Tidak ada outlet yang menawarkan alasan atau penjelasan untuk pemecatannya, menurut Reuters.
Kementerian pertahanan Rusia juga tidak segera menanggapi laporan tersebut.
Menteri keuangan Ukraina mengatakan Kyiv harus menggunakan China sebagai pengaruh untuk memenangkan perang dengan Rusia
Menteri Keuangan Ukraina Serhiy Marchenko mengatakan kepada CNBC bahwa Ukraina harus menggunakan China sebagai pengaruh untuk membantu mengakhiri konflik dengan Rusia.
Komentarnya muncul tak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden China Xi Jinping melakukan panggilan telepon pertama mereka sejak invasi dimulai tahun lalu.
“Saya tidak sepenuhnya yakin bahwa kita dapat menekankan sesuatu yang khusus setelah percakapan ini, tetapi yang benar-benar dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa penting untuk melanjutkan dialog antara negara kami,” kata Marchenko kepada CNBC.
“Kami benar-benar memahami pentingnya China dan kami sangat memahami pentingnya bagi kami untuk menciptakan hubungan kami sendiri dengan China dan untuk mencegah China sepenuhnya mendukung Rusia.”
Ditanya apakah China dapat dilihat sebagai sahabat Ukraina dalam upaya menemukan kompromi untuk perdamaian, Marchenko menjawab, “Tentu saja tidak."
"Sahabat terbaik kami adalah Amerika Serikat, negara-negara G-7 dan semua mitra kami yang mendukung Ukraina."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)