Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PBB: Perang Saudara di Sudan Bisa Picu Lonjakan Pengungsi hingga 800.000 Orang

PBB memperingatkan, perang Saudara di Sudan bisa memicu lonjakan pengungsi hingga 800.000 orang, termasuk warga Sudan, yang pergi ke negara terdekat.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in PBB: Perang Saudara di Sudan Bisa Picu Lonjakan Pengungsi hingga 800.000 Orang
UNHCR Sudan
UNHCR bersama Komisi Pengungsi Sudan di negara bagian White Nile, Sudan. Mereka menilai kebutuhan mendesak dari puluhan ribu pengungsi Sudan yang melarikan diri dari Kota Khartoum. UNHCR merencanakan latihan verifikasi untuk melayani mereka yang membutuhkan dengan lebih baik. Foto ini disediakan oleh UNHCR Sudan dan rilis pada 2 Mei 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Filippo Grandi mengatakan, perang saudara di Sudan dapat memicu lonjakan pengungsi ke berbagai negara.

UNCHR bersama pemerintah dan mitra, sedang mempersiapkan kemungkinan lebih dari 800.000 orang dapat melarikan diri dari pertempuran di Sudan ke negara-negara tetangga.

"Kami berharap itu tidak terjadi, tapi jika kekerasan tidak berhenti, kami akan melihat lebih banyak orang terpaksa meninggalkan Sudan untuk mencari keselamatan," tulis Filippo Grandi di Twitter, Senin (1/5/2023).

Asisten Komisaris Tinggi UNHCR, Raouf Mazou juga mengatakan hal yang sama.

"Dalam konsultasi dengan semua pemerintah dan mitra terkait, kami telah mencapai angka perencanaan 815.000 orang yang mungkin melarikan diri ke tujuh negara tetangga," katanya dalam pengarahan negara anggota UNCHR di Jenewa, Swiss.

Baca juga: Korban Tewas di Sudan Diperkirakan Melebihi 436 Orang

"Sekitar 73.000 telah meninggalkan Sudan," lanjutnya.

Raouf Mazou memperkirakan, jumlah pengungsi mencakup sekira 580.000 orang Sudan dan yang lainnya adalah pengungsi yang telah menetap di negara itu.

BERITA REKOMENDASI

UNCHR mengatakan situasi bencana kemanusiaan telah terjadi sejak perang saudara di Sudan meletus pada 15 April 2023.

Bentrokan di latar belakangi oleh perebutan kekuasaan antara Jenderal Abdel Fattah al-Burhan yang memimpin militer Sudan dan Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, dikutip dari Al Jazeera.

Perang saudara di Sudan telah menewaskan lebih dari 500 orang dan melukai ribuan lainnnya.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB mengatakan sekitar 334.000 orang telah mengungsi sejak pertempuran pecah pada 15 April.

"Sekitar 72 persen, kira-kira 240.000 dari perpindahan internal baru ini dilaporkan di Darfur Barat dan Selatan saja," kata juru bicara Paul Dillon kepada wartawan.


UNHCR mengatakan, 100.000 pengungsi telah menyeberang dari Sudan ke negara-negara tetangga.

Asap mengepul di atas bangunan tempat tinggal di Khartoum pada 16 April 2023, saat pertempuran di Sudan berkecamuk untuk hari kedua dalam pertempuran antara para jenderal yang bersaing. - Kekerasan meletus pada awal 15 April setelah berminggu-minggu ketegangan yang semakin dalam antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter yang bersenjata lengkap, dengan masing-masing menuduh satu sama lain memulai serangan bertarung. (Photo by AFP)
Asap mengepul di atas bangunan tempat tinggal di Khartoum pada 16 April 2023, saat pertempuran di Sudan berkecamuk untuk hari kedua dalam pertempuran antara para jenderal yang bersaing. - Kekerasan meletus pada awal 15 April setelah berminggu-minggu ketegangan yang semakin dalam antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter yang bersenjata lengkap, dengan masing-masing menuduh satu sama lain memulai serangan bertarung. (Photo by AFP) (AFP/-)

Baca juga: Evakuasi WNI dari Sudan Tahap 4: 100 Orang Tiba di Indonesia

Pakistan Selesaikan Evakuasi di Sudan

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas