Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Roket Ditembakkan dari Gaza setelah Pria Palestina Meninggal di Penjara Israel saat Mogok Makan

Kematian Khader Adnan, yang berafiliasi dengan kelompok militan Jihad Islam, adalah kematian pertama sejak 1992.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Roket Ditembakkan dari Gaza setelah Pria Palestina Meninggal di Penjara Israel saat Mogok Makan
AFP / AHMAD GHARABLI
Khader Adnan, yang melakukan mogok makan selama 56 hari saat ditahan selama satu tahun tanpa dakwaan oleh otoritas Israel dan yang menurut Israel adalah anggota Jihad Islam, terbaring di tempat tidur saat dirawat di rumah sakit Makassed di Yerusalem Timur pada 15 Juli 2015. 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok militan Palestina menembakkan roket dari Gaza ke Israel selatan setelah seorang pemimpin Jihad Islam tewas dalam tahanan.

Tahanan itu telah melakukan mogok makan selama 87 hari, Independent melaporkan.

Khader Adnan, yang sedang menunggu persidangan, ditemukan tidak sadarkan diri di selnya pada Selasa (2/5/2023) pagi dan langsung dibawa ke rumah sakit.

Namun ia kemudian dinyatakan meninggal setelah dokter berupaya untuk menyelamatkannya, kata Layanan Penjara Israel.

Ratusan orang lantas turun ke jalan di Gaza untuk berunjuk rasa mendukung Adnan dan meratapi kematiannya.

Dua rentetan roket diluncurkan terhadap Israel, yang diklaim ditembakkan oleh kelompok payung faksi militan, termasuk Hamas dan Jihad Islam.

Baca juga: Pria Palestina Meninggal di Sel Tahanan Israel setelah Mogok Makan selama 86 Hari

Militer Israel mengatakan setidaknya tiga roket ditembakkan dari Gaza beberapa jam setelah kematian Adnan dan 22 lainnya diluncurkan sore hari.

BERITA REKOMENDASI

Empat roket berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan sisanya jatuh di tanah terbuka.

Sejak 2011, Khader Adnan telah melakukan setidaknya tiga aksi mogok makan sebagai protes atas penahanan tanpa tuduhan oleh Israel.

Taktik tersebut telah digunakan oleh tahanan Palestina lainnya, terkadang secara massal, namun tidak ada yang meninggal sejak tahun 1992.

Pengacara Adnan Jamil Al-Khatib dan seorang dokter dari kelompok hak asasi manusia yang baru-baru ini bertemu dengannya mengatakan:

"Kami menuntut dia dipindahkan ke rumah sakit sipil di mana dia dapat ditindaklanjuti dengan baik."


"Sayangnya, permintaan seperti itu ditolak," kata Khatib kepada Reuters.

Adnan, 45 tahun, berasal dari Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas