Menlu Rusia: Keputusan KTT G7 di Jepang Bertujuan untuk Halangi China dan Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan keputusan KTT G7 di Jepang sengaja menahan pengaruh China dan Rusia sebagai pesaing geopolitik.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
Dalam pernyataan bersama, para pemimpin G7 menekankan, mereka tidak ingin merugikan China dan mencari “hubungan yang konstruktif dan stabil” dengan China.
G7 mengakui pentingnya terlibat secara terbuka dan mengungkapkan keprihatinan mereka secara langsung ke China.
"Kami meminta China untuk menekan Rusia menghentikan agresi militernya, dan segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik pasukannya dari Ukraina," kata pernyataan itu Sabtu (20/5/2023).
“Kami mendorong China untuk mendukung perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi berdasarkan integritas wilayah dan prinsip serta tujuan Piagam PBB,” lanjutnya, dikutip dari AP News.
Baca juga: Kala Jokowi Ditunggu Pimpinan G7 saat Sesi Foto, PM Jepang dan Presiden Prancis Panggil Berkali-kali
G7 menyadari, kerja sama dengan China sangat diperlukan, mengingat peran global dan ukuran ekonominya.
Kelompok itu membutuhkan China untuk bekerja sama menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, utang dan kebutuhan pembiayaan negara-negara yang rentan, masalah kesehatan global, dan stabilitas ekonomi.
Di sisi lain, G7 juga menyatakan keprihatinan tentang hak asasi manusia di China, termasuk di Tibet, di Hong Kong, dan di wilayah paling barat Xinjiang, di mana masalah kerja paksa merupakan masalah abadi.
“G7 perlu berhenti menuding China di Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet dan mencermati sejarah dan catatan hak asasi manusia mereka sendiri,” kata Kementerian Luar Negeri China.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina